Suara.com - Bagi wanita yang sudah memiliki utang puasa Ramadan, pertanyaan hukum menggabungkan qadha utang puasa Ramadan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah pasti sering muncul. Apalagi saat sudah memasuki bulan Dzulhijjah seperti saat ini.
Keutamaan berpuasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah memanglah besar. Keistimewaannya sudah dikatakan langsung oleh Allah SWT.
Tak hanya puasa sunnah, tapi amalan lainnya seperti salat Idul Adha, berzikir, bersedekah, berkurban dan menunaikan ibadah haji, masuk ke dalam amalan yang diperbanyak di bulan Dzulhijjah.
Pada tanggal 8 Dulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk berpuasa sunnah Tarwiyah di hari Tarwiyah. Begitu juga pada tanggal 9 Dzulhijjah di hari Arafah, dianjurkan untuk berpuasa Arafah bagi yang tidak melaksanakan ibadah Haji.
Baca Juga: Kapan Puasa Arafah 2020? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam riwayat Muslim yang berbunyi.
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).
Lantas bagaimana hukumnya menggabungkan qadha utang puasa Ramadan dengan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah?
Menyadur dari Nu Online, oleh Alhafiz Kurniawan, qadha puasa Ramadannya tetap dihitung sah. Begitu juga dengan puasa Arafahnya. Bagi yang melakukannya tetap mendapatkan keutamaan puasa Arafah seperti yang disampaikan Syekh Zakariya Al-Anshari.
“(Puasa Asyura). Al-Barizi berfatwa bahwa orang yang berpuasa pada hari Asyura misalnya untuk qadha atau nazar puasa, maka ia juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura. Pandangan ini disepakati oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami. Ini pandangan yang muktamad. (Puasa hari Asyura dihitung oleh Allah) Hikmah di balik ganjaran penghapusan dosa dua tahun untuk puasa sunnah Arafah dan penghapusan dosa setahun untuk puasa Asyura adalah karena Arafah adalah harinya umat Nabi Muhammad SAW, yakni puasa sunnah Arafah bersifat khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Sementara Asyura adalah harinya umat Nabi Musa AS,” (Lihat Syekh Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib, juz V, halaman 388).
Baca Juga: Sejarah dan Keutamaan Puasa Arafah
Begitu juga dengan Sayyid Bakri dalam Kitab I’anatut Thalibin yang mengatakan hal yang sama.