Eks Jubir Covid-19 Sarankan KPU Tetap Pakai Tinta Celup di Pilkada 2020

Rabu, 22 Juli 2020 | 11:57 WIB
Eks Jubir Covid-19 Sarankan KPU Tetap Pakai Tinta Celup di Pilkada 2020
Achmad Yurianto, eks Jubir Penanganan Covid-19 saat ditemui di kantor KPU RI. (Suara.com/Novian).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dirjen Pencegahan, Pengendalian, Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto meminta Komisi Pemilihan Umun (KPU) mempertahankan penggunaan tinta celup dalam tahapan pemungutan suara untuk Pilkada serentak 2020. Sebab, menurutnya, tinta tidak berpotensi menjadi media penularan virus Covid-19.

Hal itu sekaligus menjawab kekhawatiran komisioner KPU yang sebelumnya mengganti tinta celup dengan menggunakan tinta oles. Sebagaimana yang terpantau dalam simulasi pemungutan suara yang juga dihadiri oleh Yuri.

Yuri berpandangan, pengalihan dari tinta celup menjadi tinda oles justru memiliki risiko penularan. Karena dengan penggunaan tinta oles, menambah jumlah petugas yang khusus mengoleskan kepada para pemilih usai mencoblos.

"Semakin banyak orang yang dilibatkan, semakin rentan. Oleh karena itu mungkin disiapkan saja kaya yang model lama yang dicelupkan. Tapi dari awal sudah kita sampaikan bahwa tidak kan menular melalui tinta. Virus ini hanya masuk ke orang lewat saluran napas, gak lewat jari," ujar Yurianto di KPU, Rabu (22/7/2020).

Baca Juga: KPU Simulasi Pemungutan Suara, Yuri Soroti Jarak Fisik hingga Bilik TPS

Menanggapi penjelasan Yuri, komisioner KPU Ilham Saputra dan I Dewa Raka Sandi kemudian menanyakan kembali apakah memang aman menggunakan tinta celup atau tidak. Mengingat, tinta celup itu bakal dipakai oleh banyak orang secara bergantian.

"Kalo pemilih berulang-ulang gak bahaya?" tanya Dewa.

"Gak apa-apa. Virus itu hanya masuk lewat saluran napas. Virus itu tidak akan masuk lewat kulit," ujar Yuri menjawab.

Namun Dewa kemudian mengungkapkan kekhawatiran apabila ada kalangan pemilih di TPS yang enggan menggunakan tinta celup usai mencoblos karena takut tertular Covid-19. Menjawab itu, Yuri mengatakan perlu ada sosialisasi sejak awal guna mengatasi persoalan tersebut.

"Makanya sejak awal kita jelaskan supaya kita tidak perlu tambah orang lagi. Saran saya sih begitu," kata Yuri.

Baca Juga: Satu Pegawai KPU Pusat Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Istri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI