Gibran Jadi Cawalkot Solo, Rocky Gerung Beri Komentar Pedas

Selasa, 21 Juli 2020 | 20:39 WIB
Gibran Jadi Cawalkot Solo, Rocky Gerung Beri Komentar Pedas
Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa, calon Wali Kota Solo dan calon Wakil Wali Kota Solo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Akademisi Rocky Gerung menyoroti majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dalam Pilkada Kota Solo 2020.

Rocky menyebut majunya Gibran dalam kontestasi politik tersebut menunjukkan Jokowi otoriter melebihi era rezim Soeharto.

Hal itu disampaikan oleh Rocky melalui channel YouTube miliknya Rocky Gerung Official bertajuk 'Pilwalkot Solo, Kotak Kosong vs 0t4k Kosong' yang tayang pada Selasa (21/7/2020).

Rocky Gerung merasa publik muak dengan aksi Jokowi mengondisikan pesaing Gibran, Achmad Purnomo yang saat ini menjabat Wakil Wali Kota Solo. Ia menyebut Jokowi secara terang-terangan sedang memainkan penyogokan politik demi memuluskan langkah anaknya menjadi orang nomor satu di Kota Solo.

Baca Juga: Pendukung Gibran, Agung Walet Keluar RS Habis Digebuki, Sekarang di Polisi

Jokowi mengundnag langsung Achmad Purnomo ke Istana Kenegaraan beberapa waktu lalu. Purnomo kepada awak media mengaku, mengetahui Gibran dipilih oleh PDIP maju ke Pilkada Kota Solo langsung dari Jokowi.

"Jokowi sogok pesaing anaknya dengan mengundang ke Istana. Ini orang nggak lagi hitung macam-macam, ini bukan sekadar arogansi, tapi maksimum kebusukan politik, ultimum kebusukan politik," kata Rocky seperti dikutip Suara.com, Selasa (21/7/2020).

Rocky menilai Jokowi sedang memainkan nepotisme jabatan politik. Praktik nepotisme jabatan publik bukan kali ini terjadi.

Rocky mengingatkan publik pada nepotisme di zaman Orde Baru. Kala Pak Harto berkuasa, dia menunjuk anaknya, Siti Hardijanti Rukmana atau dikenal Mbak Tutut sebagai Menteri Sosial.

Dalam kasus Jokowi, pada mawal masa kepemimpinannya Jokowi berjanji tidak akan nepotisme serta tidak akan mendorong anak-anaknya ke politik. Tapi, kini kenyataannya berbeda.

Baca Juga: DPP PDIP Tegaskan Nasib Gibran Ditentukan Rakyat Solo, Bukan Titah Jokowi

"Kalau dibandingkan (dengan era Soeharto), ya lebih otoriter Jokowi sebenarnya. Dalam sistem demokrasi terang benderang, Jokowi bermain di air keruh, mencari keuntungan dari jabatan politik. Sebut saja lebih totaliter dari sistem Orde Baru," ungkap Rocky.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI