Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara Disebabkan Kikisan di Daerah Lereng

Chandra Iswinarno Suara.Com
Selasa, 21 Juli 2020 | 17:38 WIB
Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara Disebabkan Kikisan di Daerah Lereng
Suasana perkampungan tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). [ANTARA FOTO/Moullies]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Balai Besar Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Kota Makassar mengungkap penyebab terjadinya banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin (13/7/2020).

Banjir bandang tersebut diduga terjadi akibat adanya pengikisan-pengikisan tanah saat diguyur hujan.

Kasubid Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah IV Makassar Siswanto mengatakan, berdasarkan hasil analisis kondisi curah hujan yang cukup intens terjadi di wilayah Luwu Utara. Kondisi itu mengakibatkan daya resap tanah yang tidak kuat lagi untuk menampung debit air.

"Yang mengakibatkan pengikisan-pengikisan karena kalau kita lihat fotografi di daerah Luwu Utara ini, kan lereng-lereng. Sehingga itu yang mengakibatkan mungkin banjir bandang terjadi, yang memang betul beberapa hari lalu itu yang sampai mengakibatkan korban," kata Siswanto di Kantor BBMKG Wilayah IV Makassar, Jalan Prof Basalamah, Selasa (21/7/2020).

Baca Juga: Bantuan Korban Banjir Luwu Utara Berserakan di Jalan dan Semak, Dibuang?

Selain itu, wilayah Luwu Utara memang merupakan daerah yang beberapa kali mengalami zona di luar kebiasaan musim, dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang berada di Provinsi Sulsel.

"Berdasarkan logisnya, saat ini di sana terjadi peningkatan-peningkatan curah hujan yang di atas rata-rata. Makanya, periode-periode perubahan-perubahan yang kita amati," terang dia.

Siswanto memperingatkan, dari hasil analisis dinamika atmosfer masih ada perkembangan cuaca yang diindikasi terdapat potensi labilitas yang cukup kuat, terutama di daerah Morowali, Sulawesi Tengah, Luwu Timur dan Masamba, Luwu Utara, Sulsel.

Oleh karena itu, perlu ditekankan kepada pemda dan masyarakat untuk terus selalu meningkatkan kewaspadaan. Sebab, potensi hujan lebat di wilayah tersebut dikhawatirkan terjadi pada saat dini hari.

"Berdasarkan hasil data model menunjukan bahwa kita harus konsentrasi ditanggal 22, 23 dan 25 Juli 2020. Itu ada potensi kecenderungan terjadi hujan lebat di daerah Utara, khususnya Sulsel, seperti Luwu Utara sendiri, dan memang kembali kami ingatkan meningkatkan kewaspadaanya kepada pemerintah daerah, teman-teman, penaganan bencana seperti BPBD dan instansi lain, kemudian kepada masyarakat sendiri," jelas dia.

Baca Juga: Kian Bertambah, Korban Jiwa Banjir Bandang di Luwu Utara Jadi 38 Orang

"Kami prediksi periode satu minggu ke depan ini tadi, yang saya katakan bahwa potensi hujan lebat ini masih cenderung terjadi. Kemudian warning itu akan kita keluarkan dalam periode-periode ketika cuaca itu mengalami perubahan yang cukup signifikan."

Untuk wilayah pesisir bagian timur, utamanya daerah langganan banjir seperti Wajo, Sidrap, Sinjai, Bone dan sebagian wilayah Bulukumba juga perlu meningkatkan kewaspadaan dikarenakan daerah ini rawan terhadap bencana alam.

"Memang daerah-daerah ini yang boleh kita katakan rawan terhadap potensi banjir maupun tanah longsor dan banjir bandang sendiri," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI