Kuba Sukses Tangai Covid-19 di Tengah Episentrum Amerika, Ini Rahasianya

Selasa, 21 Juli 2020 | 17:17 WIB
Kuba Sukses Tangai Covid-19 di Tengah Episentrum Amerika, Ini Rahasianya
Dokter Kuba menerima bendera Kuba dan Italia saat upacara perpisahan sebelum berangkat ke Italia untuk membantu, di tengah meluasnya penyebaran virus COVID-19, di Havana, Kuba, Sabtu (21/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexandre Meneghini/AWW/djo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kuba menjadi salah satu negara yang dianggap berhasil menangani virus corona bahkan ketika benua Amerika menjadi episentrum. Lantas apa rahasianya?

Menyadur Hops.id -jaringan Suara.com- keberhasilan Kuba lawan Covid-19 patut menjadi menjadi contoh, sebab baru beberapa negara yang sukses melawan virus corona, bahkan sekelas Amerika Serikat pun kewalahan.

Selama dua bulan terakhir, jumlah kasus positif Covid-19 di Kuba mengalami penurunan dengan jumlah kasus sejauh ini sebanyak 2.446 kasus dan 87 kematian, menurut data Worldometer.

Laporan The Guardian menyebutkan, salah satu faktor keberhasilan Kuba ialah, adanya dukungan dari para tenaga medis yang dikerahkan dan terjun langsung ke lapangan. Sistem kerja yang diterapkan dengan mewawancarai langsung warga mengenai keluhan yang mereka rasakan.

Baca Juga: Pernyataan Soal Covid-19 Dikecam, Anji Ingin Terus Bersuara Seperti Bono

Liz Caballero, salah satu dokter di distrik Vedado, Havana, penanganan semacam ini merupakan implementasi pembelajaran dari penanganan kasus demam berdarah yang pernah menjangkit Kuba.

"Tidak jarang bagi kami untuk pergi dari pintu ke pintu seperti ini, kami pernah melakukannya di masa lalu ketika kami mengalami wabah demam berdarah, ujarnya.

Selain itu, profesor pemerintahan di Universitas Amerika, Washington DC, William Leogrande mengklaim bahwa strategi dan sistem kesehatan di Kuba sangat cocok dalam mengatasi penyebaran virus Corona. Terlebih, warga negara kuba dikenal memiliki solidaritas tinggi.

"Seluruh organisasi sistem perawatan kesehatan mereka harus berhubungan erat dengan populasi, mengidentifikasi masalah kesehatan, dan segera mengatasinya saat itu juga," ujar Prof William.

"Kami tahu secara ilmiah bahwa identifikasi cepat kasus, pelacakan kontak dan karantina adalah satu-satunya cara untuk menekan virus tanpa adanya vaksin, dan karena dimulai dengan pencegahan, sistem kesehatan Kuba sangat cocok untuk melaksanakan strategi itu," tambahnya.

Baca Juga: Aturan Baru di Tempat Hiburan Malam Tokyo: Dilarang Ciuman!

Ilustrasi dokter dan pasien. (Shutterstock)
Ilustrasi dokter dan pasien. (Shutterstock)

Rahasia Kuba Melawan Covid-19

Salah satu aspek yang memengaruhi keberhasilan Kuba menangani pandemi adalah banyaknya tenaga medis. Kuba memiliki rasio dokter per pasien tertinggi di dunia.

Negara yang pernah dipimpin Fidel Castro ini, juga menjadi negara dengan tingkat belanja kesehatan tertinggi dari proporsi PDB-nya dibanding negara-negara lain.

Pihak kepolisian Kuba juga ikut membantu dengan memberlakukan peraturan tegas. Masyarakat diwajibkan menggunakan masker di tempat umum dan akan dikenakan sanksi berupa denda dan penjara jika melanggarnya.

Pemerintah Kuba juga memberlakukan kewajiban bagi 28.000 mahasiswa kedokteran asal Kuba untuk membantu tenaga medis setempat. Apabila mereka menolak, maka mereka tidak dapat lulus sebagai mahasiswa kedokteran.

Tenaga Medis Kuba Melimpah

Disadur dari Theculturetrip, Kuba mampu menyediakan satu dokter untuk setiap 150 warga negara, rasio ini mampu melampaui banyak negara maju. Berdasarkan data di tahun 2015, terdapat 37.000 tenaga medis Kuba yang bekerja di 77 negara di seluruh dunia dan mampu menghasilkan miliaran dolar AS per tahun untuk pemerintah.

Ratusan tenaga kesehatan Kuba telah dikirim untuk membantu pekerja medis di beberapa negar seperti Italia, Venezuela, Nikaragua, Suriname, Jamaika dan Grenada.

Disadur dari CNN, Kuba sejak lama dikenal sebagai negara yang sering mengirim tenaga medisnya untuk membantu negara-negara lain, baik secara sukarela atau dengan bayaran. Pekerja medis yang dikirim untuk membantu di negara lain, biasanya menerima 20 persen dari total gaji yang dibayarkan sebagai bentuk bantuan. Namun, nominal itu masih jauh lebih besar daripada gaji dokter di Kuba sekitar 60 dolar AS per bulan.

Dengan memberlakukan pemotongan gaji dokter yang bekerja di luar negeri, Kuba justru mampu membiayai sejumlah sistem perawatan kesehatan di negaranya yang diberikan secara murah bahkan gratis.

Prinsip yang dimiliki pemerintah Kuba pun fokus pada sistem pencegahan penyakit daripada menunggu untuk mengobatinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI