Kuba Sukses Tangai Covid-19 di Tengah Episentrum Amerika, Ini Rahasianya

Selasa, 21 Juli 2020 | 17:17 WIB
Kuba Sukses Tangai Covid-19 di Tengah Episentrum Amerika, Ini Rahasianya
Dokter Kuba menerima bendera Kuba dan Italia saat upacara perpisahan sebelum berangkat ke Italia untuk membantu, di tengah meluasnya penyebaran virus COVID-19, di Havana, Kuba, Sabtu (21/3/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexandre Meneghini/AWW/djo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satu aspek yang memengaruhi keberhasilan Kuba menangani pandemi adalah banyaknya tenaga medis. Kuba memiliki rasio dokter per pasien tertinggi di dunia.

Negara yang pernah dipimpin Fidel Castro ini, juga menjadi negara dengan tingkat belanja kesehatan tertinggi dari proporsi PDB-nya dibanding negara-negara lain.

Pihak kepolisian Kuba juga ikut membantu dengan memberlakukan peraturan tegas. Masyarakat diwajibkan menggunakan masker di tempat umum dan akan dikenakan sanksi berupa denda dan penjara jika melanggarnya.

Pemerintah Kuba juga memberlakukan kewajiban bagi 28.000 mahasiswa kedokteran asal Kuba untuk membantu tenaga medis setempat. Apabila mereka menolak, maka mereka tidak dapat lulus sebagai mahasiswa kedokteran.

Baca Juga: Pernyataan Soal Covid-19 Dikecam, Anji Ingin Terus Bersuara Seperti Bono

Tenaga Medis Kuba Melimpah

Disadur dari Theculturetrip, Kuba mampu menyediakan satu dokter untuk setiap 150 warga negara, rasio ini mampu melampaui banyak negara maju. Berdasarkan data di tahun 2015, terdapat 37.000 tenaga medis Kuba yang bekerja di 77 negara di seluruh dunia dan mampu menghasilkan miliaran dolar AS per tahun untuk pemerintah.

Ratusan tenaga kesehatan Kuba telah dikirim untuk membantu pekerja medis di beberapa negar seperti Italia, Venezuela, Nikaragua, Suriname, Jamaika dan Grenada.

Disadur dari CNN, Kuba sejak lama dikenal sebagai negara yang sering mengirim tenaga medisnya untuk membantu negara-negara lain, baik secara sukarela atau dengan bayaran. Pekerja medis yang dikirim untuk membantu di negara lain, biasanya menerima 20 persen dari total gaji yang dibayarkan sebagai bentuk bantuan. Namun, nominal itu masih jauh lebih besar daripada gaji dokter di Kuba sekitar 60 dolar AS per bulan.

Dengan memberlakukan pemotongan gaji dokter yang bekerja di luar negeri, Kuba justru mampu membiayai sejumlah sistem perawatan kesehatan di negaranya yang diberikan secara murah bahkan gratis.

Baca Juga: Aturan Baru di Tempat Hiburan Malam Tokyo: Dilarang Ciuman!

Prinsip yang dimiliki pemerintah Kuba pun fokus pada sistem pencegahan penyakit daripada menunggu untuk mengobatinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI