Tuntutan Tak Dipenuhi Anies, Pekerja Hiburan Malam Ancam Demo Besar-besaran

Selasa, 21 Juli 2020 | 15:32 WIB
Tuntutan Tak Dipenuhi Anies, Pekerja Hiburan Malam Ancam Demo Besar-besaran
Ratusan pendemo dari pekerja pekerja karaoke, terapis pijat, hingga diskotek unjuk rasa di depan gedung Balai Kota Jakarta. (Suara.com/Bagaskara).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan pekerja sektor hiburan seperti terapis pijat hingga pemandu diskotek mengancam melakukan aksi unjuk rasa lagi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta jika tuntutan mereka tak dipenuhi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija), Hana Suryani mengaku massa yang akan turun akan lebih banyak lagi.

"Iya saya dan teman-teman minta dalam minggu ini (sektor hiburan dibuka), kalau engga gelombang kedua. Iya demo lagi dengan jumlah yang lebih besar," kata Hana seusai melakukan audiensi dengan Pemprov DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Hana menjelaskan, tuntutan mereka masih sama yakni meminta agar dibuka kembali tempat kerja para pekerja sektor usaha hiburan di masa pandemi Covid-19 di Jakarta.

"Tuntutannya sih intinya kami mau dibuka kembali, tapi yang pasti dengan catatan kita siap menjalankan protokol covid. Intinya kami siap, selama ini kami sudah menerapkan, sudah taat banget, cuma kenapa pas PSBB ini dibukanya diulur-ulur," tuturnya.

Menurutnya, selama ini sektor usaha hiburan telah dianggap anak tiri selama penerapan PSBB di DKI Jakarta.

"Pemprov tak pernah kasih solusi, empat bulan enggak dicolek-colek, kan kaya di anak tirikan, kami ini kan warga, kami pengusaha," ungkapnya.

Lebih lanjut, Hana dan pihaknya berharap Pemprov DKI Jakarta segera memberikan kepastian terkait kapan dibukanya sektor usaha hiburan. Ia berjanji para pekerja siap menerapkan protokol Covid.

Hari ini, sebanyak ratusan pekerja yang berasal dari terapis pijat, pegawai karaoke dan diskotek yang berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Anies. Mereka memprotes kebijakan penutupan tempatnya bekerja selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI