Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membuat sistem transaksi nontunai khusus warga yang membutuhkan layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD). Sebab, transaksi tunai dinilai dapat menyebarkan virus corona Covid-19.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini mengatakan indikasi penularan corona bisa lebih tinggi pada ambulans yang kerap digunakan untuk membawa pasien corona ini. Karena itu, ia meminta agar masyarakat tak lagi membayar AGD dengan uang tunai.
"Layanan pembayaran Ambulans secara cashless ini, masyarakat pengguna jasa AGD tidak perlu lagi menggunakan uang tunai, mengingat pada pandemi Covid-19 saat ini, uang tunai sangat berpotensi menjadi media penyebaran virus Covid-19", ujar Herry dalam keterangan tertulis yang dikutip Suara.com, Selasa (21/7/2020).
Herry mengatakan pihaknya sudah membuat pembayaran Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta lewat layanan e-channel Bank DKI. Di antaranya seperti JakOne Mobile, Virtual Account dan Debit ATM Bank DKI melalui mesin EDC.
Baca Juga: 836 Orang Klaster Secapa AD Bandung Masih Terinfeksi Virus Corona
Tak hanya unit AGD, bahkan pihaknya juga membuat sistem transaksi keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan DKI yang lain. Sistemnya meliputi pembayaran payroll/gaji dan fasilitas kredit.
"Kami yakin, Bank DKI bukan hanya sebagai entitas bisnis, namun, Bank DKI adalah bagian dari keluarga besar DKI Jakarta", pungkasnya.