Suara.com - Seorang mahasiswa asal Yunani nekat bersepeda selama puluhan hari dan melewati 5 negara demi bisa pulang ke negaranya karena terjebak lockdown di Skotlandia.
Menyadur CNN, seorang siswa bernama Kleon Papadimitriou terjebak di Skotlanadia saat semua penerbangan ke negaranya dibatalkan akibat kebijakan lockdown yang diterapkan.
"Baru sekarang saya sadar betapa besar pencapaian ini," kataKleon dikutip dari CNN.
"Dan saya memang belajar banyak hal tentang diri saya sendiri, tentang batasan saya, tentang kekuatan dan kelemahan saya. Dan saya katakan saya sangat berharap bahwa perjalanan menginspirasi setidaknya satu orang lagi untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mencoba sesuatu baru, sesuatu yang besar." ujarnya.
Baca Juga: Hadi Djuraid Eks Stafsus Ignasius Jonan Serangan Jantung saat Bersepeda
Mahasiswa di University of Aberdeen tersebut awalnya sudah memesan pesawat untuk pulang ke Yunani pada bulan Maret, namun semuanya dibatalkan.
Akhirnya ia memutuskan untuk memilih cara lain untuk bisa pulang yakni dengan cara bersepeda sejauh 2.175 mil atau sekitar 3.500 km.
Ia kemudian mencari tahu apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan menggunakan sepeda, ia kemudian membeli tenda dan perbekalan. Setelah semuanya siap, lantas ia kemudian menghubungi teman-teman dan keluarganya mengenai rencananya tersebut.
Ayahnya menawarkan satu syarat untuk perjalanan: mereka akan membuat aplikasi yang akan memungkinkan keluarganya untuk dapat terus melacaknya dan tahu di mana dia berada.
Pada 10 Mei, dipersenjatai dengan ikan sarden kalengan, selai kacang dan roti, kantong tidur, tenda dan peralatan untuk sepedanya, ia memulai perjalanannya.
Baca Juga: Demam Sepeda Melanda Publik India Selama Pandemi Corona
Papadimitriou mengatakan kepada CNN bahwa dia akan bersepeda antara 35 hingga 75 mil per hari, awalnya menyeberang melalui Inggris dan kemudian ke Belanda.
Dia bersepeda di sepanjang Rhine, Jerman selama beberapa hari, melewati Austria dan bersepeda di sepanjang pantai timur Italia sebelum dia naik perahu ke pelabuhan Yunani Patras.
Sepanjang perjalanannya, dia mendirikan kemah di ladang dan hutan. Dia menghabiskan beberapa saat terakhir setiap hari menuliskan kemajuannya, melacak jalan hari berikutnya dan memberi kabar kepada keluarga dan teman-teman.
"Sebagai orang yang relatif tertutup, saya terpaksa keluar dari zona nyaman saya dalam arti bahwa jika saya tidak melakukan sesuatu, saya tidak akan punya tempat tinggal, saya tidak akan punya air," katanya.
"Itu memaksa saya untuk semacam berinteraksi." tambahnya.
Pada tanggal 27 Juni, hampir 50 hari sejak ia pertama kali bersepeda, ia tiba di rumah dan sudah disambut oleh keluarga bersama puluhan teman untuk merayakan kedatangannya.
"Itu sangat emosional," katanya. "Berasal dari keluarga dari dua orang tua yang sangat suka bertualang di masa muda mereka, melihat saya mengikuti jejak mereka, saya pikir sangat emosional bagi mereka dan jelas memberi saya banyak makna." ungkap Kleon.
Kleon mengungkapkan akan merencanakan sesuatu yang besar berikutnya ketika kondisi sudah mendukung.
"Ketika Anda menetapkan standar yang sangat tinggi dan Anda berusaha untuk mencapai tujuan yang sangat ambisius, terlepas Anda mencapainya atau tidak, Anda akan meningkat," katanya.
"Anda akan belajar banyak hal dan akan mengejutkan diri sendiri." pungkasnya.