Suara.com - Seorang wanita bernama Lindsey Turner mengeluh tak bisa berjalan dan merasa sangat sakit di sekitar perut bawah. Ia juga mengalami pendarahan selama berbulan-bulan.
Menyadur Metro pada Kamis (16/7/2020), ternyata implan vagina yang dipasang Lindsey 10 tahun yang lalu bermasalah dan menyebabkan infeksi serius.
Mesh atau implan kasa yang ditanam mengikis dinding vagina hingga ia mengalami komplikasi yang menyiksa. Akibatnya Lindsey merasa kesakitan luar biasa dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Ia harus menjalani operasi untuk mengeluarkan implan vagina. Namun sayangnya, implan itu tak dikeluarkan semua, sehingga ia masih merasa kesakitan setelah operasi.
Baca Juga: Tunangan Sakit Keras, Wanita Ini Ngotot Pasang Implan demi Penampilan
"Saya menjalani operasi besar pada bulan Maret, yang seharusnya menghilangkan semuanya, tetapi mereka hanya mengeluarkan sebagian saja."
"Sampai hari ini, saya tidak tahu mengapa mereka tidak mengeluarkan semua (implan). Tetapi setelah operasi, saya tidak sepenuhnya pulih," ujar ibu tiga orang anak ini.
"Saya kembali ke rumah sakit seminggu kemudian selama enam hari karena mengalami sepsis akibat infeksi pada luka. Saya kemudian dirawat kembali dan setelah itu saya masih merasa sakit, sulit berjalan dan mengalami pendarahan," jelas Lindsey.
Akhirnya, implan vagina Lindsey diangkat sepenuhnya dan ia kembali pulih secara perlahan. Ia tak lagi merasa kesakitan ketika buang air kecil.
Sebelumnya pada bulan Januari ia mengeluh tak bisa kencing dan merasa sakit luar biasa jika terpaksa melakukannya. Ia juga memiliki masalah usus dan perut bengkak yang dalam waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Berhasil Angkat Implan Payudara, Chrissy Teigen: Sangat Sakit!
Menurut laporan Metro, kasus implan vagina seperti Lindsey memang kerap terjadi. Lindsey sendiri memasang implan karena memiliki keluhan prolaps kandung kemih pada tahun 2009.
Prolaps adalah kondisi di mana jaringan pendukung antara kandung kemih dan dinding vagina melemah sehingga kandung kemih turun ke dalam vagina. Kondisi ini menyebabkan inkontinensia atau tidak mampu menahan buang air kecil.