"Hasil penelitian yang dilakukan oleh Unhas menemukan ketebalan soil bisa mencapai 8 meter di titik tertentu. Banyaknya aktivitas pembukaan lahan-lahan untuk perkebunan dan permukiman yang tidak terkontrol di wilayah pegunungan atau hulu sungai menyebabkan terjadi proses erosi yang sangat signifikan," ujar Adi.
Akibatnya, lanjut dia, terjadi proses sedimentasi pada sungai yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan kondisi sungai secara umum terganggu.
Pembukaan lahan menyebabkan tanah menjadi rentan terhadap erosi permukaan, dan menyebabkan berkurangnya vegetasi. Akibatnya tanah di bagian hulu menjadi jenuh dan tidak mampu lagi untuk menyerap air hujan dengan baik (presipitasi menjadi semakin berkurang).
Terbukanya lahan juga menyebabkan proses erosi semakin tinggi dan menghasilkan tumpukan material sedimen yang semakin besar mengisi saluran sungai dan terendapkan pada dasar sungai, menjadikan kapasitas atau volume sungai menjadi berkurang atau terjadi pendangkalan.
Baca Juga: Dahsyat Banjir Bandang Luwu Utara, 4 Sekolah Tertimbun Lumpur
"Kondisi ini menyebabkan ketika terjadi hujan deras dalam waktu yang singkat, maka banjir akan terjadi. Banjir terjadi dengan cepat atau yang sering disebut dengan banjir bandang," katanya pula.
Berkaitan dengan hal tersebut, penanganan banjir di daerah ini memerlukan sinergi dari semua stakeholder, terutama dinas teknis terkait. Tanpa adanya sinergi, akan sangat sulit mengatasi banjir yang ke depannya akan semakin sering terjadi, ujar dia mengingatkan pula.
Ia menyatakan, semakin ekstremnya curah hujan akibat perubahan musim global, ditambah dengan alih fungsi lahan yang semakin tidak terkontrol mengakibatkan kejadian banjir bandang akan terus bisa terjadi semakin sering dengan intensitas makin besar.
"Kerja keras dan kerja cerdas semua pihak tanpa ada yang saling menyalahkan. Semua pihak, baik provinsi maupun kabupaten yang didukung oleh pemerintah pusat didukung oleh masyarakat, diharapkan dapat saling bekerjasama untuk mengatasi bencana ini. Jika tidak, maka kejadian akan terus berulang," kata Adi Maulana lagi. (Antara)
Baca Juga: SD di Masamba Tertimbun Lumpur Banjir Bandang, Sisa Atap yang Terlihat