Suara.com - Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek, di Desa Ngrajek Magelang, yang letaknya berada di sekitar Candi Borobudur, Jawa Tengah (Jateng) akan segera ditata agar lebih menarik wisatawan. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, meninjau kawasan ini untuk mengetahui progres penataan yang dilakukan jajarannya.
"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka suporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mensupport dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar, Jateng, Kamis (16/7/2020).
Potensi kedua pasar itu dinilai sangat besar, sebab di sekitarnya berdiri balai ekonomi desa (balkondes), yang dapat dijadikan penginapan bagi turis, dengan sejumlah fasilitas penunjang seperti kampung kerajinan dan lainnya.
Menurut Ganjar, masyarakat kecil dan pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh, sehingga diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.
Baca Juga: Uji Coba, Wisata Candi Borobudur Bakal Bertahap Tambah Kuota Pengunjung
"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini diharapkan lebih tertata, lebih bagus dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di pasar Prembulan tadi," katanya.
Untuk itulah pihaknya akan melakukan penataan. Nantinya, desain pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga wisatawan tertarik berkunjung.
Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan.
"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rejeki," pungkasnya.
Salah satu pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah (67) mengatakan senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan sejak puluhan tahun akan ditata.
Baca Juga: Candi Borobudur Dibersihkan dari Abu Vulkanik Gunung Merapi
"Nggeh remen sanget (ya senang sekali). Kersane rame (biar tambah ramai)," katanya.
Menurut Marsinah, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.
"Biasane ya lumayan, tapi saiki sepi mergo Corona (sekarang sepi akibat covid-19). Mugu-mugo ndang ditoto (semoga cepat ditata) ben tambah rame (biar tambah ramai pembeli)," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Hanung Triyono menerangkan, rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebesar Rp 30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.
"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," ucap Hanung.