Memasuki tahun kedua, sekolah itu tutup lantaran guru-guru yang berasal dari Jawa tak lagi mampu mengajar.
Ia kemudian memanggil seorang konsultan pendidikan dari IKIP Surabaya untuk menyelidiki permasalahan pendidikan yang dialami.
Selang beberapa tahun kemudian, Daniel berhasil memembangun pendidikan di Nabire Papua.
Tak hanya urusan sekolah, ia juga mengajarkan ajaran keagamaan untuk anak-anaknya baik di TK, SD, SMP, SMA, dan SMK di Nabire.
Baca Juga: Kisah Warga Papua: Langgar Protokol Kesehatan, Siap-siap Sapu Jalan!
Warganet yang menyimak kisah Daniel pun menuliskan berbagai pujian dan mengaku salut kepada Daniel.
"Terharu, bangga dan tersenyum. Saya katakan luar biasa," tulis seorang pengguna Instagram
"Ngeliat gini aja langsung berlinang air mata :)" imbuh warganet lain.
"Saya mellihat bentuk nyata dari cinta kasih, anak-anak begitu sayang sampai berebut minta peluk. Pak Daniel juga begitu mengasihi terlihat dari gerak tubuh dan pelukannya," tulis warganet lain.
"Enggak bisa berkata-kata, salut banget sama Anda Daddy Daniel, Tuhan selalu bersamamu Daddy, sehat selalu," kata warganet lagi.
Baca Juga: Diskriminasi terhadap Orang Papua Ada dalam Film dan Buku Anak