Suara.com - Situasi aksi tolak pembahasan Omnibus Law di depan Gedung DPR RI, Jakarta semakin panas. Sejumlah massa yang terlihat tak menggunakan almamater mahasiswa atau pun seragam serikat buruh mencoba menutup akses jalan Tol dalam kota di depan Gedung DPR RI.
Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi, terlihat aksi sejumlah massa yang tak menggunakan almamater dan seragam buruh coba memblokade jalan Tol dalam kota dari arah Slipi menuju Cawang tepatnya di kilomter 9.
Mereka juga terlihat membawa atribut seperti tongkat hingga bendera dalam melakukan aksinya tersebut. Sempat juga terdengar ledakan petasan. Lalu lintas di jalan tersebut pun kemudian sempat terhenti.
Terlihat juga massa sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. Salah satu aparat kepolisian terlihat mencoba mengejar massa yang berada di dalam jalan Tol.
Baca Juga: Massa Tolak Omnibus Law Memanas, Koordinator: Tahan Sabar!
Namun aksi blokade jalan yang dilakukan oleh segelintir massa tersebut tak berselang lama. Salah satu orator dari atas mobil komando mengatakan, agar massa yang lain tak ikut terprovokasi.
"Kita tunggu dulu kawan-kawan, saya tahu semangat kawan-kawan muda. Tapi kita tunggu dulu," tutur salah satu orator.
Terlihat usai kejadian tersebut, jalan Tol dalam kota dari arah Slipi mengarah ke Cawang ditutup dan tak bisa dilalui saat ini.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah 20 orang perwakilan dari buruh, mahasiswa dan petani yang menggelar aksi unjuk rasa menutut pembatalan pembahasan RUU Omnibus Law diterima masuk ke Gedung DPR RI untuk bertemu para anggota dewan.
Awalnya aparat kepolisian melalui Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Heru Novianto melakukan negosiasi dengan perwakilan massa yang menuntut pembatalan pembahasan Omnibus Law.
Baca Juga: Demo Rusuh Penolak RUU Omnibus Law, Fly Over Makassar Dicoret Kalimat Kotor
"Mohon tertib dulu kawan-kawan, kami akan fasilitasi kawan-kawan untuk masuk ke gedung DPR," kata Heru melalui pengeras suara.
Kemudian Heru menanyakan berapa orang perwakilan yang aman masuk, kemudian massa pendemo menginginkan 20 orang dari perwakilan buruh, mahasiswa dan petani untuk masuk bertemu anggota DPR khususnya bagian Baleg DPR RI.
"Ada berapa? 15 ya, oke 20 saja yang sudah dipersiapkan masuk ke dalam," ujar Heru lagi.
20 orang yang diizinkan tersebut pun kemudian masuk melalui pembatas yang dibuka oleh aparat kepolisian.
Salah satu orator di atas mobil komando mengatakan, pihaknya meminta pertemuan tak berlangsung alot. Ia menginginkan agar Omnibus Law berhenti dibahas dan diteruskan.