Donald Trump Sebut Orang Kulit Putih Lebih Banyak Dibunuh Polisi AS

Kamis, 16 Juli 2020 | 15:58 WIB
Donald Trump Sebut Orang Kulit Putih Lebih Banyak Dibunuh Polisi AS
Donald Trump (Alex Brandon/AP Photo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat mengklaim lebih banyak orang kulit putih di AS yang kehilangan nyawa di tangan polisi dibandingkan orang kulit hitam.

Menyadur Al Jazeera, Trump menyatakan hal ini di sebuah wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada Selasa (14/7) lalu.

Saat itu, Trump mendapatkan pertanyaan tentang mengapa orang kulit hitam masih saja mendapatkan diskriminasi oleh penegak hukum.

"Dan begitu juga orang kulit putih, begitu pula orang kulit putih. Pertanyaan yang mengerikan untuk ditanyakan. Begitu juga orang kulit putih. Omong-omong, lebih banyak orang kulit. Lebih banyak orang kulit putih," jawab Trump.

Baca Juga: Ibu Dibui usai Sewa Joki Kelas Online Putranya, Eh Nilainya Malah C

Berdasarkan analisis Washington Post yang diperbarui Senin (13/7), hampir setengah dari orang yang tewas oleh polisi kulit putih, 23 persen berkulit hitam. Orang kulit hitam terhitung kurang dari 13 persen populasi AS, jumlah yang terbunuh oleh polisi dua kali lipat dari jumlah orang kulit putih AS yang terhitung 60 persen dari populasi.

Pembunuhan George Floyd oleh polisi Minneapolis saat akan ditahan pada 25 Mei lalu memicu meletusnya protes di seantero Amerika Serikat dan memancing perhatian kekerasan polisi AS terhadap orang kulit hitam.

Presiden Amerika Serikat  Donald Trump . [Foto / AFP]
Presiden Amerika Serikat Donald Trump . [Foto / AFP]

Menanggapi pernyataan Trump, Jeffery Robinson dari American Civil Liberties Union menyebut klaim tersebut merupakan rasis.

"Rasisme Trump sangat absolut sehingga ia terus menolak memberikan pengakuan diam-diam terhadap epidemi kekerasan polisi terhadap orang kulit di Amerika" ujar Robinson.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump memuji departemen kepolisian AS dengan mengatakan mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Diaspora Indonesia di Florida dan Texas Resah

"Anda dapat memiliki polisi yang nakal dan mengerikan, pada kesempatan seperti yang anda lakukan di industri apa pun, bisnis apa pun, dalam profesi apa pun," katanya.

Kerusuhan sosial belakangan memicu munculnya pertanyaan terkait pengibaran bendera Konfederasi di beberapa negara bagian dan apakah patung pemimpin Konfederasi selama Perang Sipil AS harus dihilangkan dari tempat umum.

Ditanya CBS apakah bendera itu harus diturunkan, Trump menjawab dirinya paham masyarakat menyukai bendera Konfederasi dan tidak berpikir bahwa hal tersebut melambangkan perbudakan.

"Sederhana saja. Suka atau tidak suka, itu kebebasan berbicara," imbuhnya,

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI