Ribuan Ternak Babi Mati, Dinas Peternakan NTT Tetapkan Siaga Satu

Kamis, 16 Juli 2020 | 10:43 WIB
Ribuan Ternak Babi Mati, Dinas Peternakan NTT Tetapkan Siaga Satu
Tim monitoring kasus Virus ASF di NTT. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penderasan informasi dan sosialisasi pada masyarakat juga telah dilakukan dan terus dijadikan bagian dari upaya pengawasan dan pengendalian. Kerja sama dengan dengan dinas pertanian dan pihak terkait juga akan ditingkatkan.

"Kita tekan jumlah ternak babi terkena virus di lokasi kejadian, sekaligus kita putus mata rantai penyebarannya di 17 kabupaten yang masih bebas," papar Agus.

Pada saat yang bersamaan, Tim Investigasi ASF Kementan juga menuju Kabupaten Sikka, dimana terjadi kematian ternak juga untuk melakukan monitoring dan sosialisasi.

Turut hadir Direktur Kesmavet, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, yang memberikan bantuan berbagai alat biosekuriti seperti sprayer dan disinfektan. Sementara tim dari Balitbangtan, yang terdiri dari BBLitvet, BBVet Denpasar, ditambah pejabat medik veteriner dan paramedik veteriner dari Karantina Pertanian Ende, terjun langsung untuk melakukan pengambilan sampel langsung ke rumah-rumah warga yang memiliki ternak babi.

Baca Juga: Kementan Diminta Fokus Cari Vaksin Demam Babi Afrika Daripada Kalung Corona

Walaupun penyakit ini tidak bersifat zoonosis, namun dampaknya yang cukup signifikan bagi peternak, maka pengawasan karantina pertanian perlu diperkuat dengan ancaman tindakan pidana bagi para pelaku yang melanggar peraturan karantina.

"Perlu memberikan efek jera agar tidak ada lagi yang coba-coba melanggar dan para pihak lebih serius dalam memperkuat pencegahan ASF ke NTT," tutup Made.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI