Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 17 Persen Jika Indonesia Lockdown

Kamis, 16 Juli 2020 | 06:55 WIB
Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 17 Persen Jika Indonesia Lockdown
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai langkah pemerintah tidak melakukan lockdown sudah tepat. Sebab kata Jokowi, jika pemerintah melakukan lockdown pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan minus 17 persen.

"Saya nggak bisa bayangin  kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17 (persen)," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada gubernur di Istana Kepresidenan Bogor yang dikutip dari Setkab.go.id, Rabu (15/7/2020).

Sebelumnya ia menyampaikan, berdasarkan prediksi yang ia terima, pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal II/2020 akan minus 4,3 persen. Pasalnya kata dia, pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi di angka 2,97 persen.

Presiden RI Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. (Sekretariat Presiden)
Presiden RI Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu. (Sekretariat Presiden)

"Dan beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi (Rabu) tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 (persen). Di kuartal pertama kita masih positif 2,97 (persen), 2,97 (persen)," 

Baca Juga: Presiden Jokowi Diminta Jangan Bikin Program yang Cuma Enak di Mimpi

Tak hanya itu, mantan Wali Kota Solo itu mendapatkan informasi dari Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva yang menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan ke angka minus 2,5 persen.

Bank Dunia David Malpass kata Jokowi justru memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan bertengger di angka minus 5 persen. Bahkan, OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) memprediksikan pertumbuhan ekonomi global bisa minus 7,6 persen.

"Dan bahkan di tahun 2020, perkiraan-perkiraan itu sudah berubah total. Terakhir yang saya terima dari OECD, Perancis di angka minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, Amerika Serikat minus 9,7 persen. Minus semuanya. Nggak ada yang plus semuanya. Padahal di awal, IMF itu memperkirakan masih plus, yang plus itu Tiongkok, India, Indonesia," kata Jokowi.

Karena itu, Kepala Negara meminta kepada para Gubernur untuk mengatur rem dan gas dalam mengendalikan Covid-19.

Kata Jokowi, yang harus dikendalikan tidak hanya kesehatan, namun krisis ekonomi akibat Covid-19. 

Baca Juga: Jokowi Bagi-bagi Duit Rp 2,4 Juta ke 62 Pedagang di Istana Bogor

"Saya minta pada para Gubernur, agar rem dan gasnya ini diatur betul. Jangan sampai tidak terkendali. Nggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja nggak bisa, ya Covid-19 -nya juga nanti malah naik ke mana-mana, nggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya diatur betul, semuanya terkendali semuanya," katanya.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI