"Kita sudah menghadapi covid yang begitu dahsyat di dunia. Sektor perikanan sekarang ini menjadi tumpuan dan harapan, dari budidaya sektor ini masih 10 persen belum optimal. Saya kalau dikasih uang 200 triliun saya bisa bangun 100 ribu hektar tambak. Ini kalau satu hektar tambak menyerap 5 keluarga, itu 500 ribu KK kali lima, dua setengah juta penyerapan. Orang bisa makan dari situ," ungkap Edhy Prabowo.
Selain bisa menguntungkan para nelayan, Edhy juga menjelaskan bahwa program pengoptimalan budidaya hasil laut itu bisa menguntungkan negara hingga Rp 80 triliun.
"Dari segi produktifitas, satu hektar tambak menghasilkan 40 ton per tahun x 100 ribu, 4 juta ton pertahun, dikali lima dolar per kilo sama dengan 20 milyar dolar setahun. 200 triliun rupiah menjadi 20 miliar dolar setahun berarti kita udah untung 80 triliun," Edhy menjelaskan.
Hanya saja, proyek Edhy tersebut diakuinya masih terganjal kucuran dana dari pemerintah. Oleh karena itu, ia melibatkan perusahaan swasta dalam menjalankan kebijakan tersebut.
Baca Juga: Dicap Sebagai Menteri Titipan, Edhy Prabowo: Yang Penting Nelayan Bahagia
"Sudah kita sampaikan tapi enggak bisa juga semua uang negara. Kita gunakan APBN, sisanya swasta. Maka saya hidupkan peran positif negara, swasta kita libatkan, baru kemudian ke perorangan koperasi dan daerah," kata Edhy memungkasi.