Apa Itu Resesi? Berikut Arti dan Penyebab Resesi

Dany GarjitoVita Suara.Com
Rabu, 15 Juli 2020 | 14:08 WIB
Apa Itu Resesi? Berikut Arti dan Penyebab Resesi
Ilustrasi ekonomi saat pandemi (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa negara di dunia yang terancam mengalami resesi akibat adanya pandemi virus Corona (Covid-19). Negara yang terancam mengalami resesi diantaranya Inggris, Australia, Singapura dan beberapa negara lainnya.

Apa itu resesi ?

Menyadur dari laman Forbes, arti dari resesi adalah sebuah penurunan signifikan yang terjadi di dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bisa mencapai bertahun-tahun.

Resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya jumlah penjualan ritel, kontraksi ukuran pendapatan dan manufaktur dalam periode waktu yang panjang. Resesi dianggap sebagai bagian yang tak terhindarkan dari siklus ekonomi dan bisnis suatu negara.

Baca Juga: Eksternalitas Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia

Terjadinya resesi bukan tanpa penyebab, melainkan mulai dari tergoncangnya ekonomi yang tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak dapat dikendalikan.

Berikut faktor penyebab terjadinya resesi:

  1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba.

    Masalah guncangan ekonomi yang muncul secara tibatiba bisa menyajdi penyebab utama Resesi di suatu negara. Salah satu contohnya yang saat ini sedang dialami oleh Dunia. Pandemi virus Corona (Covid-19) adalah sebuah contoh guncangan ekonomi yang terjadi secara tiba-tiba.

  2. Gelembung aset

    Keputusan investasi suatu negara bisa berdampak pada hasil ekonomi yang jatuh. Investasi tersebut diibaratkan pada sebuah gelembung yang semakin membesar bisa dengan tidak sengaja meledak, maka akan terjadi penjualan besar-besaran yang dapat menghancurkan pasar dan menimbulkan adanya resesi.

  3. Utang yang berlebihan

    Ketika perorangan atau bisnis mengambil terlalu banyak hutang dan biaya pelunasan hutang semakin meningkat pada titik di mana hingga tidak bisa membayar hutang tersebut. Kegagalan dalam melunasi utang tersebut akan berujung bangkrut dan mengubah kondisi perekonomian.

  4. Terlalu banyak inflasi

    Inflasi adalah sebuah tren harga yang stabil dan dapat naik seiring waktu. Inflasi itupun bukan menjadi hal yang buruk tetapi inflasi yang berlebihan bisa menjadi fenomena yang berbahaya.

  5. Terlalu banyak deflasi

    Jika inflasi yang tidak terkendali dapat menciptakan resesi, begitu pula dengan deflasi dapat menjadi keadaan yang lebih buruk. Deflasi terjadi ketika harga turun dari waktu ke waktu menyebabkan upah berkontraksi sehingga akan menekan harga. Ketika siklus deflasi tidak terkendali maka orang-orang dan bisnis berhenti belanja yang akhirnya merongrong perekonomian.

  6. Perubahan teknologi

    Penemuan baru meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang. Namun banyak yang khawatir bahwa Artificial Intelligence (AI) dan robot dapat menyebabkan resesi karena dikhawatirkan mereka dapat mengerjakan semua kategori pekerjaan manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI