Suara.com - Potong hewan kurban saat Idul Adha bukan hanya ritual ibadah bagi yang mampu, tapi ada sejarah yang penuh makna dibaliknya.
Menyadur Harakah.id--jaringan Suara.com, ibadah kurban diawali dari kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah SWT untuk mengurbankan putra tercintanya, Nabi Ismail. Nabi Ismail saat itu berumur sekitar 9 tahun dan memiliki paras tampan. Hal ini tertuang dalam Surat As-Saffat ayat 102 yang berbunyi:
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Sebagai seorang yang beriman, Nabi Ibrahim tanpa ragu percaya dan yakin perintah Allah itu benar. Dengan kemurahan Allah SWT, proses penyembelihan Nabi Ismail dibatalkan dan diganti dengan kambing. Sejak saat itulah disyariatkan bagi umat muslim untuk berkurban.
Baca Juga: Tak Larang Salat Idul Adha, Mahfud Anjurkan Digelar Dengan Jemaah Terbatas
Ibadah kurban dimaknai sebagai pengorbanan manusia di dunia, juga hari untuk berbagi kepada yang tidak mampu.
Saat Idul Adha, hewan kurban disembelih dan dibagikan kepada yang tidak mampu agar bisa merasakan kenikmatan menyantap daging.