Amnesty International: 3.000 Tenaga Medis Meninggal Selama Pandemi Corona

Rabu, 15 Juli 2020 | 14:03 WIB
Amnesty International:  3.000 Tenaga Medis Meninggal Selama Pandemi Corona
Ilustrasi tenaga medis Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan terbaru Amnesty International menunjukkan lebih dari 3.000 tenaga medis telah kehilangan nyawa selama pandemi virus corona.

Menyadur Al Jazeera, temuan ini semakin meningkatkan kekhawatiran terkait kondisi kerja yang tidak aman, upah rendah, jam kerja yang panjang dan kekerasan terhadap tenaga medis di beberapa negara.

Berdasarkan laporan yang dirilis pada Senin (13/7), Rusia menjadi negara dengan tingkat kematian tenaga medis tertinggi, yakni sebanyak 545.

Menyusul Rusia, ada Inggri dengan 540 kematian, termasuk 262 pekerja panti jompo, kemudian Amerika Serikat dengan 507 kematian.

Baca Juga: Misteri Pemilik BMW Pelat Covid-19 di Parkiran Bandara Adelaide

"Dengan pandemi Covid-19 yang masih berlanjut di seluruh dunua, kami mendesak pemerintah untuk mulai memperhatikan kesehatan dan kehidupan tenaga medis dengan serius," ujar Sanhita Ambast, peneliti dan penasehat Amnesty International bidang hak ekonomi, sosial dan budaya.

"Sangat mengkhawatirkan melihat beberapa pemerintah menghukum tenaga media yang menyuarakan keprihatinan mereka tentang kondisi kerja yang dapat mengancam kehidupan mereka," sambungnya.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)

Brasil sebagi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi kedua setelah AS, sejauh ini melaporkan 351 kematian tenaga kesehatan. Sementara Meksiko, hotspot di Amerika Latin, mencatatkan 248 kematian petugas kesehatan.

Amnesty International juga menambahkan adanya kekurangan APD di hampir 63 negara yang disurvei. Tak heran, beberapa negara dikecam karena gagal menyediakan kit perlindungan diri seperti masker wajah, baju hazmat, sarung tangan dan kacamata untuk para tenaga medis.

Dengan meningkatnya jumlah petugas yang melayangkan protes hingga aksi mogok terhadap kondisi kerjanya, Amnesty International mengatakan pemerintah malah memberikan respon balas dendam seperti penangkapan, ancaman, hingga pemecatan.

Baca Juga: Taman Nasional di Israel Sarankan Peluk Pohon Selama Pandemi Covid-19

Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)
Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)

Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Inggris ini juga menemukan pandemi virus corona menghantam keras kelompok minoritas dalam pekerja kesehatan dan sanitasi, dengan tingkat infeksi dan kematian yang lebih tinggi di antara mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI