Seorang Doker di Tajikistan Batal Naik Haji, Gantinya Lakukan Hal Mulia Ini

Selasa, 14 Juli 2020 | 22:17 WIB
Seorang Doker di Tajikistan Batal Naik Haji, Gantinya Lakukan Hal Mulia Ini
Ilustrasi bangunan Kabah. (Wonders List)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang dokter di Tajikistan harus rela mengurungkan niatnya untuk berangkat ibadah haji karena Arab Saudi membatasi jemaah yang hadir akibat pandemi Covid-19. Sebagai gantinya ia melakukan hal mulia ini.

Menyadur Radio Free Europe/Radio Liberty, Selasa (14/7/2020), Shirin Nazirmadova, seorang dokter dari Tajikistan selatan, sudah menabung selama bertahun-tahun untuk berangkat haji.

Namun ia harus mengurungkan niatnya, ketika Arab Saudi memutuskan untuk melarang jemaah dari luar Arab Saudi melakukan ibadah haji tahun ini guna membatasi penyebaran virus corona.

Dokter berusia 60 tahun tersebut mengatakan kepada RFE /RL bahwa dia tidak akan menunggu tahun depan untuk melaksanakan ibadah haji.

Baca Juga: Media Asing Sorot Kisah Dokter Indonesia Rawat Ribuan Anjing Selama Pandemi

Sebagai gantinya, dia menyumbangkan uang yang sudah ia tabung ke rumah sakit di distrik Farkhor setempat untuk membeli perlengkapan dalam memerangi virus corona.

Rumah sakit tersebut langsung menggunakan uang sumbangan sang dokter untuk membeli alat pelindung diri (APD) serta obat-obatan dan antiseptik.

Sebagai dokter yang berpengalaman, Nazirmadova berada di garis terdepan dalam perang melawan virus. Jadi alih-alih mengunjungi Ka'bah dan melempar jumrah, ia akan bekerja di rumah sakit Farkhor untuk merawat pasien Covid-19 dan pasien lainnya.

Juru bicara Komite Urusan Agama Tajikistan, Afshin Muqim mengatakan bahwa mereka yang sudah mendapat kuota haji pada tahun 2020 namun tidak bisa pergi, akan diberi kesempatan untuk melaksanakan tahun depan jika mereka mau.

Ilustrasi haji. [shutterstock]
Ilustrasi haji. [shutterstock]

Tetapi komite tidak dapat menjamin bahwa biaya yang dikenakan akan sama dengan tahun ini.

Baca Juga: Imam Beijing Ajak Umat Islam Dukung Kebijakan Saudi soal Haji

"Harganya sama dalam dolar selama tujuh hingga delapan tahun terakhir. Tetapi karena mata uang nasional Tajik, somoni, kehilangan nilainya [terhadap dolar dalam beberapa tahun terakhir], biaya perjalanan naik dalam mata uang kami." jelas Muqim.

Dengan kurs saat ini, perjalanan haji memakan biaya sekitar 38.000 somonis, sementara delapan tahun yang lalu sekitar 19.000 somonis.

Gaji rendah dan tingkat inflasi yang tinggi di Tajikistan, membuatnya tidak mungkin bahwa biaya perjalanan akan lebih murah untuk orang Tajik biasa di tahun depan.

Tajikistan memiliki batasannya sendiri untuk memilih kandidat jemaah haji. Mereka harus berusia di atas 40 tahun dan harus diperiksa oleh otoritas setempat.

"Kami tidak tahu apakah virus akan hilang pada saat haji berikutnya. Atau jika saya cukup sehat untuk melakukan perjalanan," kata Salohiddin Mirzoev, seorang supir berusia 56 tahun dari desa Khirmanak, sekitar 15 kilometer barat ibukota, Dushanbe.

Mirzoev juga berhasil masuk daftar jemaah haji tahun ini setelah mendaftar pada tahun 2015. Dengan gaji pengemudi, Mirzoev nyaris tidak bisa membayar biayanya.

"Tapi dua putra saya yang bekerja di Rusia mengumpulkan uang mereka untuk membayar perjalanan haji saya," kata Mirzoev kepada RFE / RL. "Setiap Muslim bermimpi melaksanakan ibadah ini. Saya harap saya bisa berangkat tahun depan." tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI