Dr. Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO, mengatakan pelonggaran beberapa langkah pembatasan di Amerika dan pembukaan sejumlah daerah telah menyebabkan "penularan yang intens".
Amerika Latin sudah mengkonfirmasi lebih dari 145.000 kematian terkait virus corona, meskipun jumlah sebenarnya diyakini lebih tinggi karena jumlah pengujian tidak memadai.
Setengah dari kematian itu terjadi di Brasil, yang presidennya, Jair Bolsonaro, menentang langkah-langkah tegas untuk menekan penyebaran virus.
Dr. Ryan mengatakan penutupan wilayah secara luas akan mengakibatkan konsekuensi ekonomi yang besar, tapi karantina lokal di tempat-tempat tertentu mungkin diperlukan untuk memitigasi penyebaran virus.
Baca Juga: Studi: 1 dari 3 Orang Muda Berisiko Alami Covid-19 Parah karena Merokok!
Dia mendesak pemerintah untuk menerapkan strategi yang jelas dan "kuat", seraya menambahkan: "Warga harus memahaminya, dan harus mudah bagi mereka untuk mematuhinya."
Bagaimana dengan vaksin, atau kekebalan?
"Kita perlu belajar untuk hidup dengan virus ini," kata dr. Ryan, memperingatkan bahwa harapan virus dapat diberantas, atau bahwa vaksin yang efektif bisa siap, dalam beberapa bulan ke depan ialah "tidak realistis".
Dia mengatakan belum diketahui apakah pemulihan dari virus corona akan menyebabkan kekebalan, atau, jika memang demikian, berapa lama kekebalan itu akan bertahan.
Sebuah studi terpisah yang dirilis pada hari Senin oleh para ilmuwan di King's College London menunjukkan bahwa kekebalan terhadap virus corona mungkin berumur pendek.
Baca Juga: Para Ahli Sebut Indonesia Gagal Kendalikan Wabah Covid-19
Para ilmuwan di kampus mempelajari 96 orang untuk memahami cara tubuh melawan virus corona secara alami dengan membuat antibodi, dan berapa lama ia bertahan selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan setelah pemulihan.