Suara.com - Sekitar sepertiga dari lembaga medis Jepang memotong bonus musim panas untuk tenaga medisnya saat pandemi Covid-19 masih menyerang dunia.
Menyadur Channel News Asia, Senin (13/7/2020) Federasi Serikat Pekerja Medis Federasi Jepang mengatakan bahwa dari 338 organisasi yang disurvei, 115 berencana untuk memotong bonus untuk para tenaga medis. Pemotongan bonus tersebut karena banyak rumah sakit dan klinik menghadapi krisis keuangan.
"Kondisi kerja yang sulit bersama dengan pengurangan gaji dapat memengaruhi lebih banyak staf medis untuk pensiun dini," kata Kenichi Igarashi, seorang anggota komite eksekutif serikat pekerja.
Meskipun kasus Covid-19 di Jepang mereda, pandemi membawa sistem medis Jepang ke ambang kehancuran pada bulan April dan Mei.
Baca Juga: BKKBN Sebut Pandemi Covid-19 Bisa Lahirkan SDM Kurang Berkualitas
"Rumah sakit yang menerima pasien Covid-19 sangat terpukul secara finansial, yang benar-benar menyedihkan," kata Fumie Sakamoto, manajer pengendalian infeksi di Rumah Sakit Internasional St Luke di Tokyo.
"Masa depan tidak terlihat cerah, terutama di Tokyo karena jumlah kasus baru meningkat lagi." jelas Sakamoto.
Dua pertiga dari semua rumah sakit di Jepang sekarang beroperasi dalam kondisi defisit keuangan, menurut sebuah makalah Asosiasi Rumah Sakit Jepang bulan lalu.
Bagi pekerja medis Jepang, bonus yang dikurangi sama saja dengan pemotongan gaji, dan tekanan keuangan mulai memengaruhi hubungan antara pekerja dan pihak rumah sakit.
Menurut laporan media setempat, keputusan Universitas Kedokteran Wanita Tokyo untuk memotong bonus musim panas mendorong 400 perawat untuk pensiun dini. Staf medis di Rumah Sakit Funabashi Futawa melakukan pemogokan pada 10 Juli atas pemotongan bonus, menurut foto yang diposting di media sosial.
Baca Juga: Sepi Peminat, Honda Putuskan Stop Produksi Civic Sedan