Cerita Sandiaga Uno Hampir Cerai, Terkena PHK, dan Kehilangan Rumah

Senin, 13 Juli 2020 | 20:15 WIB
Cerita Sandiaga Uno Hampir Cerai, Terkena PHK, dan Kehilangan Rumah
Sandiaga S. Uno dan Nur Asia dalam tayangan YouTube Daniel Mananta. (YouTube/Daniel Mananta Network)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ini adalah investor pertama saya, dan setiap tahun nagih dividen," kata Sandi yang kemudian disambut tawa Nur Asia.

Di sisi lain, Nur Asia mengaku bahwa kala suaminya mengalami PHK, dirinya tak diberi tahu.

"Waktu itu Bang Sandi tidak mau istri mengetahui urusan kantor," kata perempuan yang sering dipanggil Mpok Nur itu kala mengenang masa saat pasangan itu tinggal di Singapura.

Namun akhirnya perempuan berusia 49 tahun itu mengetahuinya saat menanyakan perihal sertifikat tanah milik orang tuanya yang dijaminkan Sandi kepada Bank.

Baca Juga: Lawan Label ProAktif, Syakir Daulay Juga Gugat YouTube

"Jadi Bang Sandi waktu itu terus terang, "please jangan ceraiin saya "kata Bang sandi, jadi saya pikir ada apa gitu kan," kisah Mpok Nur.

Akhirnya Sandi menceritakan pada istrinya bahwa ia telah di-PHK oleh kantor tempatnya bekerja. Selain kepada istrinya, Sandi juga merasa bersalah kepada mertuanya karena telah menggunakan sertifikat rumah mereka dalam bisnis investasi saham.

"Boleh minjem tapi jangan minjem dari mertua, that's a bad decision," ungkap Sandi yang disambut tawa Daniel dan istrinya.

Saat itu Sandi benar-benar merasa shock dan tidak menyangka akan dipecat oleh perusahaan, padahal ia telah bekerja dengan maksimal. 

"Kita juga waktu masih berkarir kerjaannya banting tulang banget, pulang jam 1-2 pagi, jam 8 sudah di kantor lagi. Jadi begitu di-PHK kaget juga gitu. Seseorang yang merasa berprestasi terus harus ngalamin kehilangan pekerjaan dan enggak pernah punya bayangan," ungkap Sandi.

Baca Juga: Blak-blakan Neno Warisman: Kenapa Sih Aku Dibilang Radikal?

Dari situlah Sandi kemudian menyadari bahwa kegagalan dalam berkarir bisa sangat berpengaruh terhadap keadaan seseorang. Ia kemudian merefleksikan pengalamannya saat krisis tahun 1998 itu dengan kondisi krisis pandemi virus corona saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI