Seorang Pria di Texas Meninggal Dunia setelah Hadiri Pesta Covid-19

Senin, 13 Juli 2020 | 14:46 WIB
Seorang Pria di Texas Meninggal Dunia setelah Hadiri Pesta Covid-19
Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki berusia 30 tahun meninggal dunia setelah menyatakan bahwa ia menghadiri 'pesta Covid-19' untuk membuktikan virus itu ada.

Menyadur New York Times, Senin (13/7/2020), Dr. Jane Appleby, kepala petugas medis di Rumah Sakit Methodist di San Antonio, mengkorfirmasi bahwa seorang pria 30 tahun menghadiri sebuah pesta yang berisi orang terinfeksi untuk menguji apakah virus corona itu ada.

Pria tersebut tidak mengatakan kapan pesta itu berlangsung, berapa banyak orang yang hadir atau berapa lama peristiwa itu. Pria itu tidak diidentifikasi secara publik.

Premis dari pihak-pihak tersebut adalah untuk menguji apakah virus benar-benar ada atau secara sengaja menguji kekekbalan tubuh seseorang dari paparan virus corona.

Baca Juga: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Secara Online

Dr Appleby mengatakan, pria itu memberi tahu perawatnya bahwa dia menghadiri pesta Covid. Tepat sebelum dia meninggal, dia berkata pasien mengatakan kepada perawatnya, "Saya membuat kesalahan. Saya pikir ini adalah tipuan, ternyata tidak."

Dr Appleby mengatakan pria tersebut berbagi cerita untuk memperingatkan orang lain bahwa virus corona ada dan jangan sekali-kali menghadiri acara tersebut, terutama untuk warga Texas, di mana kasus virus corona sedang melonjak.

Pada hari Sabtu (11/7) tercatat 8.332 kasus virus corona baru dikonfirmasi menurut database New York Times. Lebih dari 258.000 kasus dan lebih dari 3.200 kematian telah tercatat di Texas sejauh ini.

"Pesta Covid berbahaya, tidak bertanggung jawab dan berpotensi mematikan," kata Dr. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di Manhattan.

"Menghadiri pesta semacam itu mungkin merupakan jalan menuju kematian dini, Anda akan mengalami kelelahan kronis, nyeri dada, kesulitan bernapas dan demam setiap hari." kata Dr. Glatter.

Baca Juga: Sudah Tak Ada Pasien Sakit, Malaysia Tutup Satu Pusat Karantina Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI