Bagi Surya, semua kehidupan di penjara bak hidup di hutan rimba di mana yamg kuat yang bisa bertahan. Dari balik penjara, Surya juga melihat di mana ada kelas-kelas sosial antara narapidana. Ada narapidana yang berpakaian necis dan memiliki sel khusus yang berbayar, sebaliknya ada juga narapidana yang kondisinya memprihatinkan.
"Jadi kelas sosial di penjara itu nyata banget. Napi kaya, koruptor misalnya, bisa beli kamar di Blok O seharga 50-70 juta. Belum uang mingguannya. Gak perlu masuk penampungan atau mapenaling dulu kayak kami selama 1 bulan. Bahkan Napi dari blok lain gak bisa main-main ke Blok O ini," tutur Surya.
Dalam cuitannya Surya turut mengunggah beberapa foto keadaan selama ia dan tapol lainnya berada di Rutan Salemba. Surya turut menjelaskan mengapa dirinya memiliki dokumentasi selama di sel.
"Oh ya, kenapa bisa ada dokumentasi ini bisa ada. Karena di penjara jual beli & servis HP ada. Bisnis narkoba lancar. Bisnis transfer & terima uang kiriman juga lancar. Warung makanan ada. Petugas tahu itu Jual beli farfum ada. Yg gak ada prostitusi, sblm 2016 kata para Napi lama ada," ujar Surya.
Baca Juga: Ditanya soal Surat Jalan Buronan Djoko Tjandra, Begini Reaksi Menkumham
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly angkat bicara terkait cerita Tapol Papua yang membeberkan kebobrokan Rutan Salemba.
Terkait hal itu, Yasonna mengklaim telah memerintahkan Dirjen PAS untuk menyelidiki atau menginvestigasi Rutan Salemba seiring adanya pengakuan Surya tersebut.
Namun, Yasonna masih enggan memastikan apakah kondisi Rutan Salemba seperti pengakuan Surya atau tidak.
"Ya kan harus diperiksa dulu dong, benar atau tidaknya, gimana sih. Sekarang kan ada tim, dari dulukan sudah harus kita periksa kalau ada yang bersalah harus ditindak," ujar Yasonna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.
Baca Juga: MAKI: Ekstradisi Maria Tutupi Malu Menkumham Atas Bobolnya Djoko dan Harun