Suara.com - Alih-alih dikarantina, banyak tamu yang malah berhubungan seks dengan staf hotel di Australia saat lockdown. Buntutnya, dua hotel di sana dilaporkan menjadi klaster baru Covid-19.
Lonjakan di Negara Bagian Victoria ini diduga karena perilaku para staf dan tamu hotel tersebut. Beberapa pekerja kontrak tidak mengikuti protokol kesehatan saat mengkarantina orang-orang dari kedatangan luar negeri, bahkan berhubungan seks dengan mereka.
Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, Kamis 2 Juli 2020 mengumumkan, pemerintah setempat telah menganggarkan 3 juta dollar AS atau Rp 43,1 miliar untuk menggelar penyelidikan.
Sebelumnya dia telah menyampaikan, sejumlah kasus baru Covid-19 pada akhir Mei dan awal Juni dapat dikaitkan dengan “pelanggaran aturan program karantina hotel”.
Baca Juga: Australia Tawarkan Kewarganegaraan bagi Penduduk Hong Kong
Pihak berwenang juga telah memerintahkan sejumlah hotel di seluruh negeri menjadi bagian dari kontrol ketat di perbatasan, demi mengendalikan penyebaran virus corona.
Melansir Terkini.id--jaringan Suara.com--, Senin (13/7/2020), siapa pun yang tiba di Australia harus melakukan karantina wajib 14 hari di fasilitas yang dikelola pemerintah.
Hanya warga negara Australia dan penduduk tetap yang diizinkan masuk ke “Negeri Kanguru” dengan beberapa pengecualian.
Stasiun TV pemerintah Australia ABC melaporkan, 31 kasus terkait dengan hotel Stamford Plaza di Melbourne. Sedangkan kasus lainnya terkait hotel Rydges on Swanston, yang juga berlokasi di ibu kota negara bagian itu.
“Sangat jelas bahwa apa yang terjadi di sini benar-benar tidak dapat diterima dan kita perlu tahu persis apa yang terjadi,” ujar Andrews dikutip dari CNN, Kamis 2 Juli 2020.
Baca Juga: Australia Cari Miliarder Misterius Pemenang Lotere Rp 500 Miliar
Menurut 9News yang berafiliasi dengan CNN, dugaan pelanggaran yang terjadi termasuk klaim beberapa staf melakukan hubungan seks dengan para tamu yang diisolasi, dan kurangnya pelatihan para penjaga.