KPK Usut Pihak- Pihak yang Bantu Pelarian Nurhadi Selama Buron

Sabtu, 11 Juli 2020 | 04:05 WIB
KPK Usut Pihak- Pihak yang Bantu Pelarian Nurhadi Selama Buron
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di gedung KPK, Jakarta, Kamis (2/1/2020). [Antara/Benardy Ferdiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggali keterangan Tania Clarisa Irawan atas dugaan membawa kabur pihak-pihak yang mengetahui perbuatan tiga tersangka kasus suap dan gratifikasi perkara di Mahkamah Agung (MA) pada 2011-2016. Ketiganya adalah Nurhadi, Rezky Herbiyono, dan Hiendra Soenjoto.

KPK memeriksa Tania dari unsur swasta sebagai saksi untuk tersangka bekas Sekretaris MA Nurhadi (NHD), Rezky Herbiyono (RHE) dari unsur swasta atau menantu Nurhadi, dan Direktur PT PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto (HSO) dalam penyidikan kasus tersebut.

"Penyidik mengonfirmasi terkait dengan adanya dugaan perbuatan saksi yang membawa kabur pihak-pihak yang mengetahui perbuatan para tersangka sehingga dilakukan pengejaran oleh KPK sampai ke Bali," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangan persnya, Jumat (10/7/2020).

KPK juga memeriksa saksi petugas keamanan Charli Paris Hutagaol untuk tersangka Nurhadi.

Baca Juga: Usut Korupsi Proyek Infrastruktur, KPK Geledah Pendopo Wali Kota Banjar

"Penyidik menggali pengetahuan saksi mengenai transaksi penyerahan uang kepada tersangka NHD," kata Ali.

Nurhadi dan Rezky ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dan gratifikasi senilai Rp 46 miliar terkait pengurusan sejumlah perkara di MA. Sedangkan Hiendra ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.

Adapun penerimaan suap tersebut terkait pengurusan perkara perdata PT MIT melawan PT KBN (Persero) kurang lebih sebesar Rp14 miliar, perkara perdata sengketa saham di PT MIT kurang lebih sebesar Rp 33,1 miliar dan gratifikasi terkait perkara di pengadilan kurang lebih Rp 12,9 miliar sehingga akumulasi yang diduga diterima kurang lebih sebesar Rp 46 miliar.

Dalam penyidikan kasus itu, KPK juga telah menemukan bukti permulaan yang cukup untuk mengembangkan kasus Nurhadi tersebut ke arah dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). (Antara)

Baca Juga: Kasus Korupsi Pesawat, Eks Dirkeu PT DI Dicecar Terkait Mekanisme Anggaran

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI