Suara.com - Sydney diakabrkan sudah sepenuhnya menggunakan energi terbarukan dari tenaga angin dan tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan listrik kotanya.
Menyadur Euro News, mulai Juni 2020 semua operasional kota dari lampu jalan, kolam renang, gedung dewan, bahkan Sydney Town Hall yang bersejarah, akan menggunakan listrik dari energi terbarukan.
Dengan energi tersebut, emisi CO2 diperkirakan akan berkurang sekitar 20.000 ton setiap tahun dan juga akan menghemat sekitar 500.000 dolar (Rp 7,2 miliar). Pemanfaatan energi hijau ini juga diakabarkan terbesar dalam sejarah Australia, dengan nilai lebih dari 60 juta dolar (Rp 865,2 miliar) secara keseluruhan.
"Kesepakatan listrik terbarukan senilai 60 juta ini juga akan menghemat uang pembayar pajak kami dan mendukung pekerjaan regional di ladang angin dan surya di Glen Innes, Wagga Wagga dan Shoalhaven," kata Walikota Sydney Clover Moore.
Baca Juga: Jajal Isi Daya Tesla Pakai Sinar Matahari, Segini Lamanya
"Kami berada di tengah darurat iklim. Jika kita ingin mengurangi emisi dan menumbuhkan sektor tenaga hijau, semua tingkat pemerintahan harus segera beralih ke energi terbarukan." jelas Clover.
"Wilayah perkotaan bertanggung jawab atas 70 persen emisi gas rumah kaca di seluruh dunia, jadi sangat penting bagi kita untuk mengambil tindakan iklim yang efektif dan berbasis bukti."
Menuju Australia Bebas Emisi 2030
Kota Sydney dinyatakan netral karbon sejak 2007, prestasi tersebut disertifikasi pada 2011, menjadikan distrik ini sebagai pemerintah pertama di Australia yang mencapai tonggak sejarah.
Target berikutnya adalah mengurangi emisi hingga 70 persen pada tahun 2030. Berkat pencapaian Sydney, sasaran tersebut kemungkinan akan tercapai enam tahun sebelumnya pada tahun 2024.
Baca Juga: Tinju Dunia: Trilogi Duel Wilder vs Fury Kemungkinan Besar di Sydney
Kesepakatan energi hijau ini dikelola bersama dengan perusahaan Flow Power. CEO Matthew van der Linden merasa bahwa pencapaian Sydney akan mendorong transisi seluruh negara menuju netralitas karbon.