Tukang Sampah Ini Diterima di Harvard Law School, Kisahnya Bikin Haru

Kamis, 09 Juli 2020 | 15:22 WIB
Tukang Sampah Ini Diterima di Harvard Law School, Kisahnya Bikin Haru
Rehan Staton. (Instagram/@rehanstaton)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria bernama Rehan Staton mengejutkan semuanya rekannya karena ia diterima di salah satu sekolah paling bergengsi di dunia, Harvard Law School.

Menyadur CBS News pada Kamis (09/07/2020), usaha Staton patut diacungi jempol. Ia mengalami banyak pengalaman pahit sebelum menemukan namanya dalam daftar mahasiswa Universitas Harvard.

Bagi Staton, tak ada yang bisa menghalangi cita-citanya untuk belajar hukum. Pria 24 tahun ingin memperbaiki derajat hidup dan mengajak keluarganya keluar dari krisis ekonomi.

Ia dibesarkan oleh ayahnya yang jadi orangtua tunggal. Untuk memenuhi semua kebutuhan Staton dan dua saudara lainnya, sang ayah bekerja di tiga kali sehari di tempat yang berbeda.

Masa remajanya tak terlalu menyenangkan dan kesepian. Ia pernah mengalami kesulitan belajar hingga gurunya nyaris memindahkan Staton ke kelas pendidikan khusus.

Rehan Staton. (Instagram/@rehanstaton)
Rehan Staton. (Instagram/@rehanstaton)

Untungnya ia dibantu oleh seorang tutor yang membimbingnya secara cuma-cuma. Tepat ketika gurunya akan memindahkan Staton, ia dapat gelar kehormatan di kelas 7 dan dapat nilai A di kelasnya.

Dulunya Staton adalah pria yang gemar olahraga bela diri dan tinju. Sayangnya ia mengalami cedera dan sempat menganggap masa depannya suram karena tak bisa jadi atlet.

Staton kemudian melemar pekerjaan sebagai tukang sampah di Bates Trucking & Trash Removal. Di tempat yang kumuh ini, hidupnya justru berubah dengan cara yang luar biasa.

"Saya kerja di sini karena saya harus membantu ayah bayar cicilan dan lain sebagainya," ujar Staton.

Baca Juga: Suami Nikah Lagi, Ibu Ini Dapat Kado Spesial dari Sang Anak, Bikin Haru!

Namun yang ia dapatkan justru malaikat berwujud mantan narapidana yang selalu mendukung semua cita-citanya.

"Sebagian besar orang yang bekerja dengan saya sebelumnya dipenjara. Ini mengejutkan, betapa mereka mengangkat saya dan benar-benar ingin melihat saya berhasil untuk diri saya sendiri."

Rekan-rekan kerjanya mendorongnya untuk mendaftar di Bowie State University pada 2014 dan pada 2016, dia pindah ke University of Maryland, tempat dia pikir dia bisa tumbuh sebagai mahasiswa.

"Setelah saya mulai bekerja dengan baik di sana, saya hanya tahu saya ingin pergi dan berlatih hukum," kata Staton.

Rehan Staton. (Instagram/@rehanstaton)
Rehan Staton. (Instagram/@rehanstaton)

Dia kemudian mengambil LSAT dan mendaftar ke sembilan sekolah dan diterima di lima sekolah dengan daftar tunggu di empat sekolah lainnya.

Staton dan teman-temannya memutuskan untuk memfilmkan reaksinya membaca email penerimaan sekolah hukum. Email demi email, Staton dan teman-temannya kaget dan gembira membaca kabar baik.

Akhirnya, Staton memutuskan untuk berkomitmen ke Harvard Law School dan dia tak akan pernah melupakan semua orang yang membantunya sampai di sana.

"Sepanjang waktu ini, orang-orang bertanya pada saya, 'bagaimana kamu melakukannya?' Lebih dari itu, bagaimana mungkin saya tidak melakukannya ketika semua orang mematahkan punggungnya untuk saya dan mendorong saya untuk menang," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI