Sentil Kerja Kementerian Saat Pandemi, Jokowi: 3 Bulan WFH Kayak Cuti

Kamis, 09 Juli 2020 | 11:26 WIB
Sentil Kerja Kementerian Saat Pandemi, Jokowi: 3 Bulan WFH Kayak Cuti
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Youtube/retariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kembali jajarannya untuk memiliki perasaan atau senses of crisis yang sama di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya saat ini, 215 negara termasuk Indonesia mengalami krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Kita tahu semuanya, bahwa dunia sedang krisis. Krisis kesehatan, krisis ekonomi, 215 negara mengalami hal yang sama. Termasuk kita. Oleh sebab itu, saya minta kita memiliki sense yang sama. Sense of crisis yang sama," ujar Jokowi dalam Youtube Sekretariat Presiden saat rapat terbatas Penyerapan Anggaran, Istana Negara yang dikutip Suara.com, Kamis (9/7/2020).

Karena itu Jokowi kembali meminta jajarannya untuk kembali bekerja lebih keras lagi untuk merealisasikan program kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Ia tak ingin jajarannya bekerja biasa -biasa saja.

"Jangan sampai 3 bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, work from home (WFH), yang saya lihat ini kayak cuti malahan. Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras, dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada saat kondisi seperti ini," kata dia.

Baca Juga: Jokowi ke Kalteng Hari Ini, Cek Food Estate sampai Penanganan COVID-19

Kerja cepat yang dimaksud Jokowi yakni mempercepat waktu penyusunan peraturan menteri (permen) atau peraturan pemerintah (PP).

"Membuat permen yang biasanya dua minggu yang sehari selesai. Buat PP yang biasanya sebulan ya dua hari selesai. itu loh yang saya inginkan," ucap Jokowi.

Kemudian, Jokowi juga meminta para menterinya mengubah cara lama dengan cara yang cepat dan sederhana dan tidak terpaku pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.

"Kita harus ganti chanel. Dari ordinary, pindah chanel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti chanel ke cara-cara yang cepat dan cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP normal, kita harus ganti chanel ke SOP yang shortcut. SOP yang smart-shortcut," kata Jokowi.

"Gimana caranya? Bapak ibu dan saudara-saudara lebih tahu dari saya menyelesaikan ini. Kembali lagi jangan biasa-biasa saja," sambungnya.

Baca Juga: Ketua MPR Sebut Jokowi Mau Permanenkan Jabatan BPIP, Diatur Dalam UU

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI