Sejarah dan Keutamaan Puasa Arafah

Dany GarjitoHani Suara.Com
Rabu, 08 Juli 2020 | 18:52 WIB
Sejarah dan Keutamaan Puasa Arafah
Ilustrasi berpuasa (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puasa Arafah adalah puasa pada Hari Arafah, yang merupakan hari ke-9 bulan Dzulhijjah. Puasa ini sangat disunnahkan bagi orang yang tidak sedang menjalankan ibadah haji. Untuk pelaksanaannya sama dengan puasa lain, hanya dibedakan niatnya saja.

Disadur dari NU Online, nama tersebut berkaitan dengan sejarah arafah (keyakinan) Nabi Ibrahim bahwa mimpinya memotong Nabi Ismail itu adalah wahyu Ilahi. Menurut Kiai Ghazalie Masroeri, untuk mengabadikan arafah (keyakinan) dan ketaatan Nabi Ibrahim serta Nabi Ismail agar menjadi motivasi, Allah mensyariatkan umat Islam untuk melaksanakan puasa arafah. Keutamaannya juga luar biasa.

Keutamaan puasa arafah sebagaimana sabda Nabi:

“Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, dari Nabi Saw bersabda: … (saat tiba) puasa hari Arafah aku berharap kepada Allah agar menggugurkan (dosa) setahun sebelumnya dan setelahnya. … “ (HR. Muslim).

Baca Juga: Syarat Berkurban yang Sah saat Idul Adha

Menyadur Harakah.id -- jaringan Suara.com, perlu dicatat bahwa dosa yang dijamin kegugurannya adalah dosa kecil. Dosa besar hanya bisa gugur apabila kita bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah.

Selain itu, ada juga keutamaan amalan yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah, seperti hadis:

“Diriwayatkan dari Abi Bakrah, dari Nabi Muhammad Saw bersabda: ada dua bulan yang tidak akan dikurangi (pahalanya ketika dikerjakan pada bulan tersebut). Kedua bulan itu adalah bulan hari raya, yakni Ramadan dan Dzul Hijjah.” (HR. Bukhari).

Itulah sejarah dan keutamaan puasa arafah.

Baca Juga: Syarat Salat Idul Adha saat Pandemi, dan Panduan Menyembelih Hewan Kurban

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI