Suara.com - Pejabat tinggi Zimbabwe dapat mobil mewah seharga ratusan juta di tengah krisis ekonomi dan inflasi yang semakin parah.
Menyadur The Guardian, Rabu (8/7/2020), puluhan Range Rover dan pikap Toyota seharga lebih dari 40.000 dolar (Rp 578 juta), dibagikan kepada para duta besar dan pegawai negeri senior.
Puluhan mobil mewah diyakini sudah dikirimkan kepada perwira senior angkatan darat. Total biaya pembelian mobil mewah tersebut belum diungkapkan tetapi beberapa pembelian telah dikonfirmasi oleh pejabat.
Sibusiso Moyo, menteri luar negeri Zimbabwe, mengatakan kepada komite urusan luar negeri parlemen bahwa mobil baru tersebut sudah dikirimkan ke 50 utusan diplomatik Zimbabwe dan beberapa staf lainnya.
Baca Juga: Ini Nih Mobil Mewah Kesayangan Jamie Vardy, Harganya Mahal Banget!
Kepala dewan layanan kesehatan Zimbabwe juga mengkonfirmasi bahwa para komisioner sudah menerima mobil Range Rover Discoveries dengan harga sekitar 50.000 dolar (Rp 722 juta).
Menurut Analis, langkah untuk memberi mobil mewah tersebut dilakukan untuk menarik dukungan bagi pemerintah Presiden Emmerson Mnangagwa, yang mengambil alih kekuasaan setelah kudeta militer pada Robert Mugabe pada 2017.
Pembelian mobil-mobil mewah itu dilakukan di tengah kondisi krisis ekonomi dann pandemi Covid-19 yang merugikan banyak masyarakat. Ribuan perawat dan dokter mogok kerja sebagai protes kurangnya peralatan pelindung dan gaji yang rendah.
Serikat perawat terbesar di Zimbabwe mengatakan inflasi - sekarang berjalan pada 785% YoY - menyebabkan masyarakat tidak dapat lagi membeli kebutuhan dasar.
Meningkatnya biaya transportasi juga memaksa banyak perawat untuk berjalan ke tempat kerja.
Baca Juga: Pedagang Durian di Malaysia Patok Harga dari Mobil yang Dipakai Pembeli
"Kenyataannya ... adalah bahwa kita tidak mampu berangkat kerja namun tidak bisa," Asosiasi Perawat Zimbabwe (ZINA), yang mewakili sekitar 15.000 perawat negara, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Enock Dongo, seorang perawat di Harare dan presiden ZINA, mengatakan dia tidak mampu memberi makan keluarganya.
"Kami tidak punya apa-apa. Saya sudah mensubsidi pemerintah untuk waktu yang lama, tetapi sekarang saya tidak bisa lagi melakukannya," katanya kepada The Guardian.
Sejauh ini jumlah total kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Zimbabwe adalah 574. Tujuh orang dipastikan telah meninggal, meskipun data tersebut diragukan karena tingkat pengujian yang sangat rendah.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 4,3 juta warga Zimbabwe pedesaan saat ini membutuhkan bantuan mendesak. Banyak warga di kota-kota juga terancam kekurangan gizi.
Gladys Mujima (36) yang bekerja di bidang akuntansi rantai ritel populer di Zimbabwe, terpaksa menjual mobilnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari setelah gajinya dipotong 50 persen.
"Saya tidak punya pilihan ... tapi saya tidak tahu berapa lama uang itu akan bertahan sebelum kita mulai mencari aset lain untuk dijual. Tentunya ini bukan yang saya harapkan selama tiga tahun yang lalu ketika pemerintahan baru berkuasa, ”kata Mujima.
Mavis Mapako, seorang ibu dari lima anak dari Hopley, sebuah pemukiman miskin dekat Harare, menutup toko kelontong kecilnya ketika Mnangagwa mendeklarasikan penguncian nasional pada bulan Maret. Pria 42 tahun itu sekarang menjual barang di jalan.
"Saya tidak punya tempat ... Kami selalu dilecehkan oleh tentara dan polisi. Yang saya inginkan adalah makanan untuk keluarga saya." kata Mapako.