Riset LP3ES Sebut Kemarahan Jokowi Direspons Sentimen Negatif Publik

Senin, 06 Juli 2020 | 20:30 WIB
Riset LP3ES Sebut Kemarahan Jokowi Direspons Sentimen Negatif Publik
Presentasi LP3ES soal tanggapan publik terhadap kemarahan Presiden Jokowi saat sidang kabinet. [Dok. LP3ES]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) melakukan riset sentimen publik terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang marah kepada seluruh menteri dalam sidang kabinet 18 Juni 2020. Hasilnya, sebanyak 45 persen publik malah menanggapinya dengan sentimen negatif.

Ketua Dewan Pengurus LP3ES, Didik J Rachbini mengatakan, riset tersebut dilakukan dengan cara menganalisa sentimen masyarakat dalam perbincangan di berbagai media online ataupun media sosial seperti Twitter, Facebook, YouTube dan Instagram.

Dari riset yang dilakukan sejak 26 Juni hingga 3 Juli 2020, masyarakat yang merespon positif usai Jokowi marah-marah itu hanya 25 persen dan yang netral berkisar 31 persen. Presentase tertinggi justru ditunjukkan oleh sentimen masyarakat yang negatif.

"Perbincangan yang netral dan positif itu seimbang, positif lebih kecil, yang paling banyak perbincangan tersebut adalah negatif sekitar 44 persen," kata Didik saat menjelaskan dalam sebuah diskusi yang disiarkan langsung melalui akun YouTube LP3ES Jakarta, Senin (6/7/2020).

Baca Juga: Blak-blakan! Mensetneg Ungkap Pemicu Jokowi Marah-marahi Para Menteri

Menurut Didik, sentimen negatif yang disampaikan masyarakat melalui beragam media sosial itu karena saat ini sudah banyak yang kritis terhadap kinerja pemerintah.

Lebih lanjut, ia juga menganggap kalau aksi meluapkan kekesalan yang dilakukan Jokowi hanya sebuah drama yang dilempar ke tengah publik untuk menenggelamkan perhatian kepada kinerja.

"Kalau terjadi drama, dramanya menarik, kinerjanya yang hilang," ucapnya.

Pemandangan tersebut pernah dijumpai Didik ketika periode pertama pemerintahan Jokowi. Saat itu, drama kabinet justru lebih menguak ketimbang fokus pada kinerja pemerintah.

Padahal saat itu, hampir 90 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tidak tercapai.

Baca Juga: Takut BPK, Banyak Menteri Takut Cairkan Dana COVID-19 Sampai Jokowi Marah

"Janji kampanye tidak tercapai tapi tidak ada yang kritik seolah dianggap biasa saja," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI