Suara.com - Australia dan Spanyol kembali menerapkan lockdown lokal seiring dengan bertambahnya kasus positif COVID-19 di sana. India juga mengumumkan perpanjangan penguncian Kota Agra, termasuk objek wisata ikoniknya, Taj Mahal.
Untuk pertama kalinya sejak pandemi flu Spanyol tahun 1918 silam, pemerintah Australia akan menutup perbatasan dua negara bagian terpadatnya yakni New South Wales dan Victoria.
Penutupan mulai berlaku Selasa (07/07) dini hari waktu setempat. Keputusan ini diambil oleh PM Australia Scott Morrison bersama PM Victoria Daniel Andrews dan PM New South Wales Gladys Berejiklian.
“Ini keputusan yang baik, keputusan yang tepat dalam kondisi sekarang ini, memberikan pengaruh signifikan dalam penanggulangan virus ini,” ujar PM Vitoria, Daniel Andrews.
Baca Juga: Tren Fesyen Pria Inggris Saat Lockdown, Seperti Apa?
Sebelumnya, Minggu (05/07), Victoria melaporkan penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 127 kasus dan merupakan yang terbanyak sejak pertama kali muncul di negara bagian tersebut. Satu orang juga dinyatakan meninggal dunia. Pembatasan sosial pun kembali diperketat di ibu kota Victoria, Melbourne.
Sebanyak 30 pemukiman di pinggiran kota dan sembilan apartemen publik kembali menerapkan lockdown sebagai antisipasi penyebaran virus corona. PM New South Wales, Gladys Berejiklian, menuturkan belum mengetahui sampai kapan penutupan akan berlangsung.
Namun pasukan militer dikerahkan di perbatasan untuk melakukan patroli penyeberangan ilegal. Namun, ia menjelaskan bagi masyarakat yang ingin menyeberang diwajibkan membuat surat izin melintasi perbatasan telebih dahulu dengan beberapa persyaratan.
Hingga Senin (06/07), sedikitnya terdapat 8.500 kasus positif COVID-19 di Australia dan 106 kasus di antaranya meninggal dunia. India perpanjang lockdown India kembali mencatat rekor kasus harian di negara tersebut. Hampir 25.000 kasus positif COVID-19 baru dilaporkan bertambah pada Minggu (05/07).
Selain itu, dengan bertambahnya 613 kasus kematian baru, jumlah total kematian di India telah meningkat menjadi 19.268 kasus. Pemerintah memutuskan untuk tetap menutup objek wisata populer India, Taj Mahal, dengan alasan risiko penyebaran virus corona di Kota Agra.
Baca Juga: Susul India dan Australia, Spanyol Juga Lakukan Lockdown Lokal
Pada Minggu (05/07), otoritas setempat mengumumkan perpanjangan pembatasan wilayah di sekitar Taj Mahal dan sekitar wilayah utara Kota Agra. Taj mahal telah ditutup sejak Maret silam. "Demi kepentingan publik, telah diputuskan bahwa pembukaan monumen di Agra tidak akan disarankan pada saat ini," kata pejabat distrik dalam sebuah pernyataan .
Berdasarkan data John Hopkins University, dengan lebih dari 697.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, India menyalip Rusia menjadi negara yang memiliki kasus COVID-19 tertinggi ketiga di dunia, di bawah AS dan Brasil.
Spanyol kembali lockdown Sementara pemerintah Spanyol juga memberlakukan lockdown terhadap 70 ribu penduduk di Galicia, wilayah barat laut Spanyol setelah dilaporkan penambahan kasus positif COVID-19 yang signifikan.
Keputusan itu diambil sehari setelah Catalonia juga mengumumkan lockdown lokal untuk 200 ribu penduduknya di wilayah barat ibu kota Barcelona untuk menahan laju penyebaran virus corona.
Orang-orang yang tinggal di sepanjang psisir pantai utara Spanyol, La Marina, di wilayah Lugo tidak akan dapat meninggalkan wilayah tersebut mulai Minggu (06/07) tengah malam hingga Jumat (10/07), dua hari sebelum pemilihan regional pada 12 Juli.
Pemerintah hanya mengizinkan orang-orang yang memliki kepentingan pekerjaan yang dapat melakukan perjalanan, baik untuk meninggalkan atau pun memasuki wilayah tersebut. Menteri Kesehatan Catalonia Jesus Vazquez Almuina mengatakan dalam konferensi persnya bahwa terdapat lonjakan kasus terkait dengan beberapa bar di daerah tersebut.
Otoritas kesehatan Catalonia mengatakan sekarang ada 258 kasus positif di Galicia, 117 di antaranya di Lugo. Kapasitas pengunjung di bar dan restoran akan kembali dikurangi hingga 50% dan orang-orang diwajibkan menggunakan masker saat di luar ruangan.
Sedikitnya tercatat 25 ribu kaus positif COVID-19 di Spanyol dengan angka kematian sebanyak 28.385 kasus, salah satu yang terparah di Eropa. rap/pkp (Reuters, AFP)