Tokek Dibanderol Rp 1 Triliun, Kok Bisa Semahal Itu?

Senin, 06 Juli 2020 | 13:31 WIB
Tokek Dibanderol Rp 1 Triliun, Kok Bisa Semahal Itu?
Pria lombok tawarkan tokek raksasa seharga Rp 1 triliun. (Foto: Istimewa/via Terkini.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tapi ukuran tokek rata-rata kecil hingga susah mendapat tokek seberat lima ons. Muri bilang, tokek seberat lima ons bisa berumur hingga puluhan tahun. Ukurannya sekira sepanjang botol air mineral kemasan satu liter.

“Untuk pengobatan, tokek bisa langsung dikonsumsi dagingnya, bahkan di beberapa tempat daging tokek dikonsumsi dalam bentuk sate tokek,” kata Muri.

Mahal, tapi belum tentu manjur

Tokek kerap diekspor ke luar negeri sebagai penyembuh obat HIV/AIDS dan anti tumor. Tokek juga digunakan dalam pengobatan tradisional China atau traditional Chinese medicine (TCM).

Baca Juga: Viral Tokek Seharga Rp 1 Triliun, Ternyata Ini yang Bikin Mahal

Tapi perlu diketahui, ternyata khasiat tokek untuk kesehatan belum terbukti.

Diberitakan Asiaone pada 2011 lalu, Direktur komunikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Christy Feig, melalui e-mail ke New Straits Times mengatakan, “Klaim bahwa tokek dapat menyembuhkan penyakit sama sekali tidak memiliki kredibilitas dan desas-desus bahwa reptil itu dapat membantu meringankan penyakit AIDS tidak benar”.

Jangan memburu tokek

Diberitakan Hops.id -- jaringan Suara.com, mahalnya harga tokek membuat perburuan terhadap hewan tersebut semakin gencar. Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Nurly Edlinar, mengimbau warga jangan memburu tokek karena dapat merusak ekosistem habitat lingkungan.

Tokek berguna bagi lingkungan dan manusia. Tokek berperan untuk mengendalikan hama dan mempertahankan ekosistem yang rapuh. Di alam, tokek adalah predator pemakan serangga dan cacing. Di antaranya memakan berbagai jenis nyamuk, termasuk nyamuk aedes aegypty pembawa virus demam berdarah (DBD).

Baca Juga: Widih! Pria di Lombok Jual Tokek Raksasa Seharga Rp 1 Triliun

“Setiap tahun tingginya penderita DBD disebabkan berkurangnya tokek. Bahkan di Rangkasbitung satwa tokek sudah langka dan tidak terdengar lagi bunyi tokek di malam hari,” kata Nurly memungkasi.

REKOMENDASI

TERKINI