Studi tentang bir yang mengandung bakteri probiotik sebenarnya sudah dipelajari sebelumnya. Pada tahun 2017, sekelompok peneliti dari National University of Singapore juga mengembangkan teknik untuk mengawetkan bakteri dalam bir.
Calumba berharap pada studinya setelah diterbitkan, akan membawa kemungkinan bir probiotik selangkah lebih dekat dengan kenyataan, meskipun jika akan diproduksi secara masal akan membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Jenis bakteri yang saya gunakan untuk tesis saya berasal dari USDA [Departemen Pertanian Amerika Serikat] jadi jika saya menghasilkan bir yang diinfus probiotik di sini [di Filipina], itu akan mahal," katanya.
"Saya ingin mempelajari kemungkinan membuatnya dengan bahan-bahan yang sepenuhnya lokal terlebih dahulu," tambahnya.
Baca Juga: Fenomena Masker 'Tersenyum' di Indonesia Jadi Sorotan Media Asing
Calumba telah mengajukan permohonan pendanaan dari Universitas Filipina-Mindanao dan sedang menunggu keputusan, meskipun tekanan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona dapat menundanya.
"Selalu membutuhkan waktu untuk mengajukan permohonan pendanaan di Filipina," katanya.
"Jika saja kita dapat mendukung dan memperlakukan teknologi pangan kita di Filipina dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan di Amerika Serikat, maka lebih banyak proyek penelitian dan pengembangan pangan lokal dapat berkembang," pungkasnya.