"Bahwa pasien 38 Covid-19 yang katanya ditelantarkan itu di data kami tidak ada. Karena semua sistem di Surabaya itu pakai elektronik," ucap Risma.
Ia menambahkan, "Begitu sopir atau dokter masuk itu sudah tertulis di data kami dan punya petanya, dokter kemana, ambulans kemana. Kami punya semua data itu."
Dalam kesempatan itu, Risma juga menyebut bersedia bertukar nyawa dengan warga yang sakit agar bisa sembuh.
"Saya berulang kali taruhan nyawa untuk warga saya. Kalau semua yang sakit bisa sembuh diganti nyawa saya, saya ikhlas," kata Risma.
Baca Juga: Begini Suasana CFD di Banjir Kanal Timur Pagi Ini
Politisi Partai PDI Perjuangan ini menyebut bahwa penanganan kasus COVID-19 bukanlah perkara yang mudah.
Ia pun menjelaskan bagaimana kinerja Pemkot Surabaya dalam melawan penularan virus Corona, yakni salah satunya melalui tracking kontak pasien yang terindikasi positif.
Pemkot Surabaya, kata Risma, langsung menelusuri siapa saja yang sempat berkontak langsung, mulai dari pembantu, sopir pribadi, hingga siapa pun yang memiliki kemungkinan tersebut.
Risma memastikan tidak membeda-bedakan pelayanan pada warganya yang menjadi pasien COVID-19.
"Saya harus cari sampai ketemu alamatnya. Kasihan, meski sopir dia punya keluarga yang kami harus rawat," ucapnya.
Baca Juga: Heboh Kalung Antivirus Corona dan 4 Berita Kesehatan Terpopuler Lainnya
Video selengkapnya dapat disaksikan di sini.