Suara.com - Banjir parah dan tanah longsor terjadi pada hari Sabtu di Kyushu, Jepang. Menyadur DW pada Minggu (05/07/2020), setidaknya belasan orang dilaporkan menghilang dan puluhan ribu warga lainnya mengungsi.
Kantor berita Jepang, NHK melaporkan hujan deras yang mengakibatkan banjir dan longsor seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya warga tak siap menghadapi bencana alam.
Menurut Gubernur Kumamoto Ikuo Kabashima, hujan semalaman awalnya hanya menggenangi sebagian Kumamoto, di pulau Kyushu dengan perkiraan 100 milimeter (4 inci) per jam.
Belasan orang dilaporkan hilang dan puluhan lainnya terdampar di atap rumah menunggu untuk diselamatkan dengan helikopter, kata para pejabat.
Baca Juga: 3 Artis Ini Punya Restoran Jepang, Milik Ayu Dewi Mewah Abis!
Ada sekitar 60 lansia di panti jompo tepi sungai Senjuen yang turut jadi korban. 14 orang dilaporkan hilang ketika banjir dan lumpur mengalir masuk ke dalam panti jompo.
Salah satu warga yang kini tinggal di tempat penampungan di kota Yatsushiro di Kumamoto barat mengaku kaget atas bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Saya mencium bau lumpur dan seluruh area bergetar dengan air sungai. Saya belum pernah mengalami hal seperti ini," ujarnya.
Di distrik Tsunagimachi, dua dari tiga korban yang terkubur longsor berhasil ditarik keluar dalam kondisi kritis, kata pejabat manajemen krisis prefektur Kumamoto, Takafumi Kobori.
Hingga kini, pemerintah belum mengeluarkan pengumuman resmi terkait angka kematian. Mereka hanya memerintahkan 200 ribu warga Kyushu untuk agar segera meninggalkan rumah.
Baca Juga: Mobil Bekas Merek Jepang Masih Laris di Tengah Pandemi COVID-19
Sementara itu, sekitar 76.500 orang di prefektur Kumamoto dan Kagoshima mengungsi ketika banjir memutuskan aliran listrik dan komunikasi.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengerahkan ribuan tentara ke Kyushu untuk membantu penyelamatan dan menyerukan warga agar tetap waspada dan pihaknya sedang mengupayakan yang terbaik untuk menyelamatkan yang hilang.
Abe mengatakan, hujan diperkirakan akan berlanjut hingga Minggu. Ahli meteorologi Tokyo mengeluarkan tingkat peringatan tertinggi untuk beberapa wilayah di Jepang.