PKB Sebut Menkes, Mendikbud dan Menag Layak Direshuffle Jokowi

Sabtu, 04 Juli 2020 | 15:46 WIB
PKB Sebut Menkes, Mendikbud dan Menag Layak Direshuffle Jokowi
Presiden Jokowi didampingi Wapres Ma'ruf Amin mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menyebut ada tiga nama menteri non partai politik yang layak direshuffle Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Tiga nama yang disebut Maman adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Agama Fachrul Razi serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Maman mengatakan nama Terawan mungkin menjadi yang paling banyak disetujui publik untuk diganti.

"Kalau menteri yang harus diganti sebenarnya, publik sudah tahu. Ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiai, tetapi menjadi menteri, Menkes maksudnya," kata Maman dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (3/7/2020).

Baca Juga: Jokowi Marahi Menteri, PKB: Terlihat Pemerintah Gagap Tangani Covid-19

Kemudian Maman juga menyebut Nadiem layak pula diganti oleh Jokowi. Alasannya karena program belajar jarak jauh yang diciptakan di tengah pandemi Covid-19 dianggapnya tidak menjadi solusi untuk dunia pendidikan.

Selain Nadiem dan Terawan, Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut juga menyebut nama Fachrul Razi yang kini menjabat sebagai Menag. Maman menilai Fachrul tidak memiliki sense of crisis menghadapi pandemi.

Sebab, Kemenag sempat meminta penambahan anggaran yang sama sekali tidak ada hubungannya untuk penanganan pandemi Covid-19. Hal tersebut terjadi ketika Fachrul melakukan rapat bersama Komisi VII DPR RI.

"Kita sisir programnya. Tidak satu pun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kemenag. Kemenag itu tidak ada sense of crisis pandemi," ujarnya.

Padahal menurutnya ada kelompok pengajar pendidikan agama informal seperti ustaz, kiai hingga habaib yang membutuhkan bantuan pemerintah sekaligus menjadi panjang tangan menyosialisasikan pandemi Covid-19 di daerah.

Baca Juga: Diterpa Isu Reshuffle, 3 Menteri Ini Dinilai Berkinerja Baik

Maman mencontohkan ada beberapa pengajar yang datang ke rumahnya untuk mengadukan penghasilannya menghilang karena pengajian banyak yang dibatalkan.

Kalau misalkan mereka mendapatkan bantuan pemerintah, maka pengajian bisa tetap berjalan sembari membantu memberikan informasi perihal bahayanya Covid-19. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak masyarakat di daerah yang malah tidak tahu sama sekali soal Covid-19.

"Gara-gara tidak dilibatkan, seorang ibu pulang dapat bantuan Covid saya tanya, Bu, dapat berapa? 600 ribu kang Maman, program Covid. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi, kang. Covidnya tetap sehat, sejahtera, kan gila," ujarnya.

"Kegagalan melakukan edukasi politik seperti itu."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI