Suara.com - Pemerintah China menyatakan akan melarang penyembelihan dan penjualan unggas di pasar-pasar, merespon aktivis perlindungan hewan di tengah pandemi virus corona.
Menyadur Channel News Asia, keputusan yang diumumkan pada Jumat (3/7) ini muncul ketika China tengah meningkatkan inspeksi di pasar makanan grosir dan melarang penjualan konsumsi satwa liar, usai klaster Covid-19 baru ditemukan di Beijing.
"China akan membatasi perdagangan dan pembantaian unggas hidup, mendorong penyembelihan massal unggas hidup di tempat-tempat dengan kondisi tertentu, dan secara bertahap menutup pasar unggas hidup," ujar Chen Xu, pejabat di Administrasi Negara Peraturan Pasar China.
Chen juga mendesak pemerintah daerah seluruh China untuk memperkuat pengawasan keamanan pangan di pasar grosir pertanian dan menyelidiki "ancaman kesehatan tersembunyi", dengan mengambil contoh klaster virus pasar Xinfandi Beijing.
Baca Juga: Gegara Sertifikat Kematian, Jasad Lansia Corona Disimpan di Kulkas Es Krim
"Lebih dari 70 persen daging, unggas, makanan laut, buah, dan sayuran memasuki pasar-pasar melalui pusat grosir pertanian," katanya.
Unggas hidup yang diperlihara di kandang merupakan pemandangan umum di pasar-pasar makanan grosir pertanian dan pasar basah - pasar makanan segar skala kecil - di seantero China.
Secara tradisional, unggas hidup akan disembelij di tempat oleh penjualnya, atau pembeli dapat memilih opsi menyembelih sendiri di rumah.
Dengan disembelih sesaat sebelum di olah, beberapa orang China percaya hal ini dapat membuat daging memiliki kesegaran yang maksimum.
Keputusan ini disambut baik oleh para aktivis perlindungan hewan.
Baca Juga: WHO: Orang-Orang Harus Punya Motivasi Pribadi untuk Melawan Virus Corona
"Kami senang melihat pasar unggas hidup akan segera dihapuskan dari China," ujar Wakil Presiden PETA Asia, Jason Baker.