Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMAN 1 Bali Mandara, Bali, Nyoman Darta, juga mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan Nadiem. Ia bercerita bahwa ia memimpin sekolah yang 100 persen muridnya berasal dari keluarga tidak mampu.
“Walaupun mereka dalam keterbatasan, guru-guru terus berjuang untuk mendidik murid-muridnya hingga masuk ke pergguruan tinggi terbaik di Indonesia, bahkan mancanegara,” katanya.
Darta mengatakan, saat membina sekolah SMA Negeri 1 ini, Darta merasa yakin bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik, meski berasal dari keluarga tidak mampu. Sejak anak-anak itu masuk ke SMA-nya, Darta dan para guru menanamkan dalam batin mereka soal cita-cita yang mereka inginkan.
“Kami minta mereka untuk bermimpi dan konsisten dengan mimpi itu. Di situ semua murid menangis. Setelah selesai menulis, cita-cita tersebut dimasukan ke dalam botol,dan saya simpan. Nanti, 3 sampai 5 tahun ke depan, mereka akan buka, sudah tercapai atau belum cita-cita mereka," ujarnya.
Baca Juga: Temui Kemendikbud, KPAI Laporkan Seabrek Masalah PPDB 2020 dari Ortu Murid
Di akhir obrolan, Nadiem menyatakan harapannya agar para guru penggerak bisa menjadi menjadi obor perubahan, terutama dalam bidang pendidikan.
"Guru penggerak tidak cukup jadi guru yang baik. Dia harus menggerakkan guru-guru lain, menjadi obor perubahan bagi dunia pendidikan Indonesia,” ujarnya.-