Suara.com - Sebuah gerakan di Thailand, mengubah jaring nelayan yang sudah rusak, menjadi produk-produk yang dapat membantu masyarakat saat pandemi Covid-19.
Menyadur Asia One, Jumat (3/7/2020), sebuah proyek masyarakat Thailand akan membeli jaring nelayan yang sudah tidak terpakai dengan harga 10 baht (Rp 4.600) per kilogram. Jaring-jaring tersebut kemudian akan didaur ulang menjadi bahan baku untuk membuat face shield, botol disinfektan, dan produk lainnya.
"Jika tidak ada yang membeli jaring ikan saya, mereka akan menumpuk seperti gunung," kata Anan seorang nelayan di provinsi pantai timur, Rayong.
Ia termasuk di antara lebih dari 100 nelayan tradisional dari empat desa pesisir di timur dan selatan Thailand yang bergabung dalam proyek ini, yang dijalankan oleh Yayasan Keadilan Lingkungan (EJF).
Baca Juga: Kelab Malam di Thailand Dibuka Kembali, Pengunjung Wajib Pakai Masker
Dengan 50.000 kapal penangkap ikan berskala kecil dan 10.000 kapal komersial, Thailand memiliki salah satu industri perikanan terbesar di dunia, dan juga salah satu pencemar plastik laut teratas.
Menurut data pemerintah Thailand, sekitar 74 persen penyu dan 89 persen duyung yang terdampar di pantai antara 2015 dan 2017 terluka oleh jaring yang tertinggal atau hilang di lautan.
PBB mengatakan bahwa sekitar 640.000 ton jaring ikan hanyut di lautan global setiap tahun dan menjadi "alat hantu,"
Proyek Menguntungkan
Selain mengatasi masalah polusi yang membandel di Thailand, proyek ini menawarkan solusi langka untuk mengatasi tantangan global.
Baca Juga: Viral Pria Bikin Aneka Cosplay Low Budget Bikin Warganet Terpukau
Perusahaan desain Thailand, Qualy, membeli sebagian besar jaring ikan yang dikumpulkan oleh EJF.