Jokowi Marahi Menteri, Gerindra: Pak Presiden Sebetulnya Bukan Mengancam

Jum'at, 03 Juli 2020 | 12:44 WIB
Jokowi Marahi Menteri, Gerindra: Pak Presiden Sebetulnya Bukan Mengancam
Jokowi saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara tanggal 18 Juni 202
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memandang pidato Presiden Joko Widodo saat rapat sidang kabinet (18/6) yang menyoal perombakan kabinet atau reshuffle bukan merupakan sebuah ancaman.

Menurut Dasco apa yang disampaikan merupakan sikap tegas Jokowi mengenai anggaran penanganan Covid-19 yang seharusnya segera disalurkan secara tepat sasaran.

"Sebenarnya pak presiden bukan ancam-mengancam," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Sementara itu ditanya soal posisi Gerindra di kabinet yang memiliki dua menteri, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Dasco menilai keduanya sudah memberikan kinerja maksimal.

Kendati begitu, soal reshuffle, lanjut dia, sepenuhnya merupakan hak prerogatif Jokowi.

"Soal penilaian atau evaluasi kita serahkan kepada presiden yang mengangkat para menteri. Gerindra sendiri merasa bahwa menteri-menteri kami di kabinet sudah melakukan kerja-kerja maksimal. Tapi tergantung evaluasi pak presiden," tandasnya

Diketahui, Jokowi sempat memperingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju yang masih bekerja biasa-biasa saja saat pandemi Covid-19, untuk mengubah cara kerjanya.

"Perasaan ini harus sama. Kita harus mengerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita, saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," kata Presiden Jokowi dengan nada tinggi, di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020).

Video arahan Presiden Jokowi tersebut baru dikeluarkan oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden pada "channel" Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi bahkan membuka opsi reshuffle menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja biasa-biasa saja.

"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja 'reshuffle'. Sudah kepikiran ke mana-mana saya, entah buat perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang) yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, kalau bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Presiden Jokowi sambil mengangkat kedua tangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI