Suara.com - Seorang ahli virologi di Universitas Chulalongkorn berpendapat bahwa flu babi jenis baru bukan masalah langsung dan belum ada alasan untuk panik.
Menyadur Asia One, Jumat (2/7/2020), Dr Yong Poovorawan menjelaskan bahwa flu babi jenis baru yang diberi nama G4 EA H1N1, bukan ancaman langsung, meskipun memiliki potensi penularan ke manusia.
Virus G4 EA H1N1, mutasi dari virus H1N1 yang pertama kali melanda dunia pada tahun 2009, baru-baru ini ditemukan di sebuah peternakan babi di China.
Setelah 2009, virus flu babi dikombinasikan dengan virus influenza mirip unggas Eurasia dan ditemukan menginfeksi usus babi.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Waspadai Flu Babi G4 Masuk ke Indonesia
Menurut sang doktor, virus tersebut diidentifikasi sebagai jenis virus G1, yang sekarang telah bermutasi menjadi G4. Karena virus tersebut baru, orang-orang mungkin sedikit atau bahkan tidak memiliki kekebalan terhadapnya.
Menurut BBC, para ilmuwan telah menulis dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences (PNAS) bahwa langkah-langkah untuk mengendalikan virus dan pemantauan ketat terhadap pekerja industri babi harus segera diimplementasikan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa virus dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.
Dr Yong Poovorawan mengatakan virus itu masih belum menular ke manusia dan meskipun belum ada vaksin untuk virus tersebut, industri riset sedang memonitornya.
"Berita itu pecah ketika pejabat China menawarkan informasi kepada para peneliti yang menerbitkan karya mereka di jurnal PNAS. Ini studi yang sudah lama dan mendalam. Saya berharap Thailand juga bisa melakukan studi seperti ini, tetapi akan membutuhkan banyak uang," ujar Dr Yong dikutip dari Asia One.
Baca Juga: Viral Pria Bikin Aneka Cosplay Low Budget Bikin Warganet Terpukau