Diklaim Buatan Pekerja Paksa Uighur, AS Sita Produk Rambut dari China

Kamis, 02 Juli 2020 | 17:58 WIB
Diklaim Buatan Pekerja Paksa Uighur, AS Sita Produk Rambut dari China
Ilustrasi rambut palsu.[Pexels/cottonbro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bea cukai Amerika Serikat menyita kiriman produk-produk dari China yang diyakini dibuat oleh umat Islam Uighur di kamp-kamp kerja paksa di provinsi Xinjiang.

Menyadur Channel News Asia, Kamis (2/7/2020) produk tersebut berupa 11 ton wig yang diimpor oleh Lop County Meixin Hair Product senilai 800.000 dolar (sekitar Rp 11,5 miliar).

Perlindungan Pabean dan Perbatasan AS (CBP) memerintahkan pada 17 Juni untuk menahan barang tersebut karena menggunakan menggunakan sistem kerja paksa dalam pembuatannya, termasuk dari anak-anak.

"Produksi barang-barang ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat serius," kata Brenda Smith, asisten komisaris eksekutif untuk perdagangan di CBP.

Baca Juga: AS Borong 90 Persen Stok Remdesivir Dunia, Dipercaya Mampu Atasi Covid-19

"Perintah penahanan dimaksudkan untuk mengirim pesan yang jelas dan langsung ke semua entitas yang ingin melakukan bisnis dengan Amerika Serikat bahwa praktik ilegal dan tidak manusiawi tidak akan ditoleransi." jelasnya.

Lop County Meixin adalah pengekspor rambut ketiga dari Xinjiang - biasanya digunakan untuk membuat rambut palsu - dimasukkan ke black list dalam beberapa bulan terakhir karena menggunakan kerja paksa.

Pengumuman tersebut dikeluarkan ketika Departemen Keamanan Negara, Perdagangan, Perbendaharaan, dan Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan bisnis AS untuk berhati-hati mengimpor barang melalui rantai pasokan yang melibatkan kerja paksa di Xinjiang dan di tempat lain di China.

Pemerintah AS juga memperingatkan perusahaan-perusahaan agar tidak memasok alat-alat pengawasan untuk digunakan oleh pihak berwenang Xinjiang, atau membantu pembangunan fasilitas yang digunakan untuk menahan Muslim dan minoritas di provinsi tersebut.

"Pemerintah China terus melakukan kampanye penindasan di Xinjiang, dengan targetkan warga Uighur, etnik Kazakh, etnik Kyrgyzstan, dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya," kata Departemen Luar Negeri.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Sichuan China, 14 Orang Tewas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI