Suara.com - Korea Selatan mencatat hanya belasan pembelot Korea Utara yang masuk ke negaranya selama tiga bulan terakhir. Hal tersebut diperkirakan karena pembatasan di perbatasan terkait pandemi Covid-19.
Menyadur Channel News Asia, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa 12 pembelot tercatat tiba di negaranya dari April hingga Juni 2020. Jumlah tersebut sangat jauh berbeda dibandingkan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya yakni 320 orang.
Menurut kantor berita Yonhap, jumlah tersebut adalah yang terendah sejak 2003, ketika kementerian mulai mencatat kedatangan pembelot pada kuartal tersebut.
Juru bicara Kementerian Unifikasi, yang menangani urusan dengan Korea Utara, Yoh Sang-key mengatakan penurunan tajam tersebut karena negara-negara yang berbatasan dengan Korea Utara menutup perbatasan mereka untuk mencegah penyebaran virus corona.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat di Korsel, WHO Bantah Menyebutnya Gelombang Kedua
"Diperlukan analisis yang lebih profesional, tetapi untuk saat ini penurunan jumlah pembelot yang masuk tampaknya dipengaruhi oleh penutupan perbatasan di negara-negara tetangga setelah wabah virus corona muncul, yang menyulitkan orang untuk bepergian," katanya saat pertemuan rutin.
Hubungan antara pemerintahan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan banyak di komunitas pembelot tegang dalam beberapa tahun terakhir.
Ketegangan tersebut muncul setelah Korea Utara mengeluh tentang kelompok-kelompok yang dipimpin pembelot mengirim selebaran propaganda dan bantuan ke Korea Utara, melihat hal tersebut pemerintah Moon mengatakan akan mengambil tindakan hukum terhadap dua kelompok pembelot.
Minggu ini polisi akan menginterogasi para pemimpin pembelot kedua kelompok, setelah menggerebek kantor mereka minggu lalu.
Pemerintah Korea Selatan juga mengatakan pihaknya berencana untuk memotong dana program pemukiman pembelot secara signifikan.
Baca Juga: Hilang Saat Perang Korea 70 Tahun Lalu, Tentara Amerika Ini Akhirnya Pulang