Suara.com - Aksi peretasan akun WhatsApp belakangan ini ramai menjadi perbincangan. Para pengguna WhatsApp diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan karena ada beberapa cara agar akun WhatsApp diretas.
Praktisi keamanan siver dari Vaksin.com, Anfons Tanujaya melalui akun Instagram miliknya @alfonstan mengungkap cara yang bisa dilakukan oleh pelaku untuk mengambil alih akun WhatsApp orang lain. Setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh pelaku untuk meretas akun WhatsApp.
Pertama, melalui One-Time Password (OTP) Dengan cara ini, pelaku sengaja memasukkan nomor ponsel korban dalam aplikasi WhatsApp. Setelah itu, korban akan dikirimi pesan dari WhatsApp berisi kode OTP dan link verifikasi.
Jika korban mengklik link verifikasi tersebut, maka akun WhatsApp akan langsung beralih ke tangan pelaku peretasan dalam waktu singkat. Meski demikian, tidak semua orang mau mengkliknya.
Baca Juga: Heboh! Beredar Chat Wabup Sukabumi Minta Warga Transfer Uang
"Maka bisa saja (pelaku melakukan) rekayasa sosial atau mengelabui dengan menang undian (agar korban mau klik link verifikasi)" kata Alfons saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (2/7/2020).
Cara kedua, melalui aplikasi pihak ketiga SMS Forwarder. Dengan aplikasi tersebut, pelaku peretasan bisa dengan mudah menguasai akun WhatsApp milik korban.
Meski demikian, ponsel korban harus lebih dulu dipasang aplikasi tersebut. Kemudian diatur agar bisa meneruskan pesan ke nomor pelaku peretasan.
Cara meretas akun WhatsApp yang terakhir adalah melalui SMS Auto Divert yang disediakan oleh operator seluler. SMS Auto Divert diaktifkan dengan menghubungi nomor *500*22#.
Pesan dari ponsel korban akan diteruskan ke akun milik pelaku peretasan. Tak hanya itu, korban juga akan dikenakan biaya pemotongan pulsa.
Baca Juga: Waspadai Teks WhatsApp Ini, Scammer Targetkan Meretas Akun Anda
Alfons mengimbau agar para pengguna WhatsApp dapat lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab, di era digitalisasi saat ini ada beragam cara yang ditempuh para pelaku peretasan.