Suara.com - Setidaknya 50 orang tewas di wilayah Oromia, Ethiopia, dalam protes terkait kasus kematian akibat penembakan seorang penyanyi, Haacaaluu Hundeessaa, demikian keterangan juru bicara otoritas regional pada Rabu (1/7/2020).
Senin (29/6) malam, Haacaaluu ditembak hingga meninggal dunia. Pihak kepolisian menyebut peristiwa itu sebagai "pembunuhan yang ditargetkan" (targeted killing).
Protes massa kemudian pecah keesokan pagi di sejumlah kota di wilayah Oromia, termasuk Ibu Kota Addis Ababa, hingga mengakibatkan korban jiwa dari pihak demonstran dan anggota pasukan keamanan, serta toko-toko dibakar.
"Kita tidak bersiap dengan hal ini," kata juru bicara Getachew Balcha sebagaimana dilansir Antara dari Reuters.
Baca Juga: Ucapan Selamat Ivanka Trump ke Perdana Menteri Ethiopia Salah Ketik
Sebelumnya, kepolisian menyatakan seorang polisi juga terbunuh di Addis Ababa, dan tiga ledakan yang terjadi menewaskan dan melukai sejumlah orang.
Lagu-lagu yang dilantunkan Haacaaluu menjadi lagu tema bagi demonstran generasi muda yang selama tiga tahun berada dalam periode protes di jalanan yang puncaknya adalah pengunduran diri perdana menteri--juga generasi yang menikmati kebebasan politik.
Haacaaluu akan dimakamkan pada Kamis (2/6) hari ini.